27sriningsih bps jtg

Oleh: Sriningsih SST MSi
ASN di BPS Provinsi Jawa Tengah

PENANTIAN panjang para pelajar yang rindu untuk sekolah kini terjawab. Provinsi Jawa Tengah akan mengawali uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada tanggal 5-16 April 2021. Pemprov Jateng telah menetapkan 140 SMP, SMA, SMK dan MA untuk melakukan uji coba PTM di masa pandemi ini.

Hal ini menjadi kabar gembira bagi sebagian orang tua, karena sudah satu tahun lebih anak-anak menjalani pembelajaran secara daring yang dinilai kurang efektif. Sayangnya, tidak sedikit orang tua yang justru menjadi resah karena kekhawatiran terhadap kesehatan anak dan keluarganya.

PTM bagi sebagian orang tua ibarat makan buah simalakama. Di satu sisi, orang tua menyadari bahwa pembelajaran daring (dalam jaringan) yang selama ini dilakukan tidak banyak membawa perubahan dari sisi keilmuan dibandingkan jika pembelajaran dilakukan secara luring (luar jaringan). Namun di sisi lain, kecenderungan orang tua khawatir akan terjadinya klaster baru penularan COVID-19 mengingat bahwa anak-anak cenderung abai terhadap aturan-aturan yang mengikatnya.

Apa yang dilakukan Jateng merupakan langkah berani demi memperjuangkan kualitas pendidikan generasi muda Jateng, mengingat bahwa Jateng pernah menduduki peringkat ke-3 kasus aktif COVID-19 terbanyak setelah DKI dan Jabar (31/1). Kasus aktif COVID-19 mulai turun pada bulan Februari dan penurunan yang tajam terjadi setelah memasuki bulan Maret 2021.

Per 26 Maret terdapat 5.652 kasus aktif, turun kurang lebih setengahnya dibanding kasus aktif pada Januari lalu. Upaya Pemprov Jateng dengan menggenjot vaksinasi membuahkan hasil. Vaksin telah mengerem penambahan kasus, bahkan Jateng menjadi provinsi tanpa zona merah.

Uji coba PTM memang telah direncanakan dengan matang, seperti yang disampaikan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di rumah dinasnya (21/3). Di antara persiapan yang sudah dilakukan Jateng adalah dengan ketentuan ketat dan mempertimbangkan kondisi wilayah secara epidemologis dalam pembelajaran tatap muka. Sekolah dan orang tua wajib melakukan protokol kesehatan dari siswa berangkat, di dalam sekolah, hingga pulang ke rumah, serta tidak menggunakan kendaraan umum dari dan ke sekolah.

Semua sekolah yang menyelenggarakan PTM juga harus menyiapkan sarana dan prasarana protokol kesehatan. SOP (Standard Operating Procedure) dijalankan dengan ketat dan dilakukan monitoring evaluasi harian pelaksanaan PTM. Lebih lanjut Pak Ganjar menjelaskan bahwa semua guru yang melaksanakan PTM harus sudah divaksin dan sekolah telah membentuk tim Satgas COVID-19.

Pembelajaran juga dilaksanakan secara fleksibel, artinya kalau ada satu siswa saja yang positif, maka PTM harus ditutup. Sekolah yang terdapat kasus positif, harus memperbaiki prokesnya, memenuhi sarana prasarananya dan jika setelah evaluasi dimungkinkan untuk dibuka kembali, maka akan dibuka.

Keterlibatan Semua Pihak
Keberhasilan uji coba PTM memang sangat tergantung pada semua pihak yang bersinggungan dengan kegiatan PTM. Sekolah tidak bisa menjadi penanggung jawab mutlak bagi kelangsungan PTM yang bebas dari COVID-19. Epidemiolog dari Universitas Griffith Dicky Budiman menyebutkan pentingnya pendekatan pengamanan berlapis pada saat uji coba PTM. Mulai dari vaksin yang tidak hanya diberlakukan untuk guru tapi juga karyawan hingga satpam dan semua orang yang akan bersinggungan dengan murid serta perlunya strategi pencegahan bertahap berdasarkan tingkat penularan komunitas.

Selanjutnya memperhatikan kondisi keluarga siswa, yaitu bagi keluarga yang mempunyai anggota keluarga berisiko tinggi harus diberi pilihan pengajaran daring. Setiap sekolah didorong melakukan strategi pengelompokan siswa dalam jumlah mudah dikelola sehingga memudahkan monitoring dan evaluasi dan memudahkan pelacakan kontak. Meminimalkan penularan antarkelompok dapat dilakukan dengan membatasi pengunjung serta sementara meniadakan aktivitas lain yang tidak penting yang tidak berkaitan langsung dengan proses pembelajaran tatap muka.

Sebenarnya orang tua/wali mempunyai peran sentral dalam memastikan kesiapan anak untuk mengikuti pembelajaran tatap muka. Membekali anak dengan pengetahuan COVID-19, mendisiplinkan anak untuk perilaku hidup sehat baik di rumah maupun di lingkungan luar rumah, serta memastikan bahwa anak hanya berada di lingkungan sekolah dan rumah selama uji coba PTM atau mengetahui lingkungan yang disinggahi anak selama tidak berada di dalam rumah.

Kepatuhan terhadap protokol kesehatan menjadi prasyarat mutlak bagi setiap orang yang terlibat dalam sistem pembelajaran online. Melaksanakan 5 M sebagai upaya pencegahan, yaitu selalu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilisasi dan interaksi serta 3T sebagai upaya penanganan lanjutan ketika ditemukan kondisi kurang sehat pada anak, yaitu testing, tracing dan treatment. Dengan kesiapan sarana dan prasarana sekolah serta memastikan dipatuhinya 5M dan 3T tentunya orang tua tak perlu lagi khawatir terhadap penularan COVID-19.

Mengamankan uji coba PTM ini menjadi tanggung jawab kita bersama. Memang diperlukan usaha yang lebih untuk mengubah dari pembelajaran daring menjadi pembelajaran tatap muka kembali. Dengan bekerja sama dan kepedulian bersama bukan hal yang mustahil Uji Coba PTM dapat berjalan sesuai rencana.

Kesuksesan uji coba PTM adalah harapan besar semua pihak yang menginginkan kembalinya pendidikan yang lebih berkualitas bagi generasi penerus bangsa. Ada 7 juta lebih pelajar dan mahasiswa yang menanti kembali menikmati bangku di kelasnya (Provinsi Jawa Tengah Dalam Angka 2021). Mari kita bangun kepedulian bersama demi mengamankan uji coba PTM di Jateng. Jatengdaily.com-yds

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *