in ,

Menyembuhkan Angkutan Pasca Pandemi

Oleh: Santi Widyastuti
Statistisi di BPS Kota Salatiga

PADA tanggal 24 April, setiap tahunnya diperingati sebagai hari angkutan. Peringatan hari angkutan ditanggapi dingin oleh masyarakat bahkan mungkin ada yang tidak menyadari. Hari angkutan diperingati karena angkutan merupakan sarana yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

Sebagai bagian dari transportasi, angkutan merupakan kunci bagi berlangsungnya roda perekonomian suatu wilayah. Di beberapa penelitian yang berkaitan dengan permasalahan ekonomi sering disebutkan, bahwa salah satu cara untuk meningkatkan perekonomian adalah dengan mempermudah akses antar wilayah diantaranya dengan menyediakan infrastruktur dan transportasi meliputi angkutan yang memadai.

Di Kota Salatiga, angkutan yang beroperasi hanya angkutan darat yang menghubungkan berbagai wilayah seperti Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Semarang, Kota Semarang dan Kabupaten Magelang. Karena menjadi penghubung antar wilayah, maka angkutan di Kota Salatiga sangat berpengaruh dalam membangun perekonomian di Kota Salatiga sendiri maupun wilayah di sekitarnya.

Hantaman Pandemi COVID-19
Akibat hantaman pandemi COVID-19, kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2020 mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif. Kondisi tersebut sebenarnya sudah bisa diperkirakan sejak awal dan tidak bisa dielakkan. Kontraksi ekonomi terjadi karena pandemi memaksa pemerintah menetapkan kebijakan-kebijakan untuk mencegah pandemi menjadi semakin merajalela. Beberapa kebijakan yang dilakukan antara lain sekolah dari rumah, bekerja dari rumah, pembatasan kerumunan, termasuk juga membatasi mobilitas masyarakat antar wilayah.

Memburuknya perekonomian akibat pandemi COVID-19 juga dirasakan di Kota Salatiga. Hasil rilis pertumbuhan ekonomi oleh Badan Pusat Statistik Kota Salatiga, menyebutkan bahwa ekonomi Kota Salatiga pada tahun 2020 mengalami penurunan sebesar -1,68 persen. Penurunan terjadi hampir di seluruh sektor ekonomi, akan tetapi sektor yang mengalami penurunan paling tajam adalah sektor transportasi.

Setelah beberapa tahun sebelumnya sektor transportasi mengalami pertumbuhan di atas 5 persen, pada tahun 2020 pertumbuhan sektor transportasi turun sebesar -26,86 persen. Meskipun kontribusi sektor ini tidak terlalu besar terhadap perekonomian Kota Salatiga, akan tetapi kontraksi yang terlalu dalam menjadikan sektor transportasi sebagai sumber terbesar turunnya pertumbuhan ekonomi Kota Salatiga secara umum.

Peran Pemerintah
Kebijakan pemerintah dalam menghadapi pandemi ini memang seperti makan buah simalakama. Jika kerumunan atau mobilitas penduduk dibatasi maka akan berdampak pada berbagai sektor ekonomi, tetapi jika tidak maka pandemi COVID-19 akan semakin merajalela dan mungkin bisa mengahancurkan ekonomi lebih dalam.

Pada akhirnya, jalan terbaik yang yang ditempuh oleh pemerintah saat ini dengan membatasi kegiatan dan mobilitas masyarakat. Pada sektor angkutan, pemerintah menetapkan social distancing dengan maksimal kapasitas penumpang sebesar 50 persen.

Setelah membatasi kegiatan dan mobilitas masyarakat, langkah selanjutnya yang dilakukan pemerintah adalah melakukan vaksinasi. Mulai tahun 2021 pemerintah memberikan vaksin COVID-19 kepada seluruh masyarakat secara bertahap.

Pemberian vaksin dilakukan sebagai upaya untuk menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity) agar masyarakat menjadi lebih produktif dalam menjalankan aktivitas kesehariannya. Ketika masyarakat kembali lebih produktif, diharapkan sektor ekonomi khususnya sektor transportasi dan angkutan bisa bangkit kembali.

Menyembuhkan Sektor Angkutan
Menyembuhkan sektor transportasi akibat dihantam pandemi COVID-19 memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada banyak tantangan yang menanti. Pertama, butuh waktu untuk menyelesaikan vaksinasi di seluruh lapisan masyarakat. Untuk membantu memulihkan transportasi, maka vaksinasi perlu diprioritaskan pada masyarakat pengguna angkutan umum diantaranya pelajar dan pekerja .

Kedua, vaksinasi tidak serta merta membuat kekebalan seseorang menjadi seratus persen. Oleh karena itu jika kegiatan masyarakat sudah mulai kembali normal, maka protokol kesehatan perlu tetap diterapkan pada angkutan umum. Penerapan protokol kesehatan pada angkutan umum juga perlu disampaikan ke masyarakat melalui berbagai media. Tujuannya supaya masyarakat tahu apa yang harus dilakukan untuk menjaga diri dari Covid-19 saat melakukan perjalanan. Selain itu, dengan adanya sosialisasi adanya protokol kesehatan maka masyarakat diharapkan tidak takut lagi untuk melakukan perjalanan menggunakan angkutan umum.

Ketiga, banyak perusahaan angkutan yang merugi akibat jumlah penumpang yang turun drastis. Oleh karena itu pemerintah perlu memberikan subsidi kepada perusahaan angkutan supaya operasional angkutan tetap berjalan. Selain itu subsidi juga bisa diberikan untuk mengurangi harga tarif angkutan, sehingga masyarakat tertarik untuk kembali menggunakan angkutan umum. Semoga pandemi segera berakhir dan angkutan kembali mampu menggerakkan roda perekonomian. Selamat hari angkutan.Jatengdaily.com-yds

Written by Jatengdaily.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

GIPHY App Key not set. Please check settings

SIG Bantu Pembangunan Ponpes Tahfidz Alquran di Mojokerto

Tangkal Radikalisme, Polri Gandeng Ulama Blusukan ke Ponpes