Pascaerupsi, Puncak Gunung Merapi Diguyur Hujan
YOGYAKARTA (Jatengdaily.com) – Gunung Merapi di perbatasan Jateng-Yogyakarta pascaerupsi pada Rabu (27/1/2021) siang, pada sore harinya terjadi hujan lebat di puncak gunung tersebut.
BPPTKG melaporkan, terjadi hujan di puncak Gunung Merapi mulai pukul 16.36 WIB dengan intensitas curah hujan sebesar 26 mm/jam. Hingga pukul 18.00 WIB hujan masih berlangsung.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida Rabu (27/1/2021) sebelumnya juga mengatakan, terkait dengan masih musim penghujan, dimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di puncak Gunung Merapi.
“Masyarakat yang beraktivitas di sekitar sungai yang berhulu di Merapi agar meningkatkan kewaspadaan akan bahaya lahar.”
Seperti diketahui Gunung Merapi mengalami erupsi pada Rabu (27/1/2021) sekitar pukul 13.45 WIB. Kolom awan panas membubung tinggi, namun visual agak tertutup awan.
Erupsi tersebut diawal dengan rentetap luncuran awan panas sejak Rabu dinihari. Sejak pukul 00.00-14.00 WIB, Gunung Merapi telah meluncurkan 36 kali awan panas guguran dengan jarak luncur antara 500-3000 m ke arah barat daya atau hulu Kali Krasak dan Boyong.
“Awan panas tercatat di seismogram dengan amplitudo antara 15-60 mm dan durasi 83-197 detik”, ungkap Kepala BPPTKG, Hanik Humaida Rabu (27/1/2021).
Akibat dari kejadian awan panas guguran tersebut, sejumlah lokasi melaporkan hujan abu dengan intensitas tipis hingga tebal, seperti di Kecamatan Tamansari dan Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali dan beberapa lokasi di Klaten.
Hanik menyatakan bahwa jarak luncur awan panas msh dalam radius bahaya yg direkomendasikan oleh BPPTKG–PVMBG-Badan Geologi, yaitu sejauh 5 km dari Puncak Merapi pada alur Kali Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, & Putih. Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di daerah yang direkomendasikan tersebut. yds