Loading ...

Serunya Menjadi Public Relations di Lembaga Swadaya Masyarakat

0
seminar

Prodi Hubungan Masyarakat Jurusan Ilmu Komunikasi UPN Veteran Yogyakarta menggelar webinar. Foto: dok

SEMARANG (Jatengdaily.com)- Para mahasiswa perlu mendapat insight bahwa mereka juga bisa bekerja di sebuah lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau Non Government  Organization (NGO).

Pasalnya, bekerja di NGO menawarkan pengalaman yang menantang sekaligus memperjuangkan idealisme. Demikian dipaparkan  Hikmat Soeriatanujaya selaku Managing Editor of Asia Pacific Comm Hub of Greenpeace International, dalam webinar berjudulJadi PR di Greenpeace  Kerjanya  Ngapain?” yang digelar Prodi Hubungan Masyarakat Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta.

Menurutnya, pekerjaan ini sama saja menjadi humas atau public relations (PR). “Pada dasarnya sama saja menjadi PR di Greenpeace dengan di tempat lain. Perbedaannya, yang dikomunikasikan bukan  produk atau jasa, melainkan idealisme”, ungkap Hikmat.

Selanjutnya, menurutnya, sama dengan PR di perusahaan seperti membangun awareness, meciptakan dan memelihara kepercayaan, memperkuat brand image, mendorong permintaan dan sebagainya.

Pemaparan seminar ini menggugah perhatian mahasiswa yang selama ini tidak pernah melirik profesi PR di NGO. “Menarik banget. Apalagi misi Greenpeace  adalah untuk memastikan kemampuan bumi untuk memelihara kehidupan dalam semua keanekaragamannya. Dalam pekerjaannya, mereka harus berhadapan dengan negara-negara atau perusahaan besar yang merasa terganggu dengan gerakan Greenpeace”, tutur Ardi, salah seorang peserta webinar.

Fauzul Haq, M.I.Kom, Ketua panitia menyatakan bahwa antusiasme peserta tinggi. Para peserta banyak menmberikan pertanyaaan kepada narasumber. Hal ini selaras dengan tujuan webinar yang ingin mengenalkan dunia PR di NGO kepada mahasiswa. Beberapa pertanyaan bahkan mengarah  pada bagaimana bisa menjadi volunteer di Greenpeace.

Dalam aktivitasnya, Greenpeace memiliki Strategi Public Relations yang disingkat dalam IDEAL, yaitu I-nya adalah Investigation and Research. Awal dari aksi adalah penelitian dan pengumpulan data. Riset di sini melibatkan berbagai cara yang tidak biasa mengingat mereka kadang harus berhadapan dengan kekuatan modal superbesar.

Baca Juga  Penataan Kawasan Pusaka Lasem Ditargetkan Rampung Agustus 2022

Sedangkan D yakni Documentation and Bearing Witness. Greenpeace melakukan dokumentasi dan menjadi saksi atas aktivitas yang sedang dijalankannya. E: Expose Publik memiliki hal untuk mengetahui apa yang terjadi pada planet kita. Investigasi Greenpace mengungkap kejahatan lingkungan yang dilakukan  orang-orang, perusahaan, dan pemerintah yang harus bertanggung jawab.

Sedangkan A singkatan Action. Yakni melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang lebih parah. Bermacam-macam tindakan, termasuk yang ekstrim, sering dilakukan oleh Greenpeace seperti menghadang kapal pemburu ikan paus, berenang ke anjungan minyak di Denmark sambil mengangkat spanduk bertuliskan “Fossils or Our Future”, dan sebagainya.

Sedangkan L adalah  Lobby and Solution. ‘’Jadi, Greenpeace bukan hanya berhenti pada aksi, tetapi mengingingkan  solusi. Oleh karena itu, lobi atau negosiasi menjadi salah satu jalan yang dipilih,’’ jelasnya, sabtu (10/7/2021). She

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *