DEMAK (Jatengdaily.com) – Pasca diraihnya predikat Demak Kabupaten ODF, program pengembangan lingkungan sehat lanjut ke ‘Demak Menuju Kabupaten Sehat’. Sehubungan di Jawa Tengah baru ada dua daerah yang berstatus kota/kabupaten sehat, Bupati dr Hj Eisti’anah pun yakin, Demak bisa asalkan ada niat dan semangat.
Pada Rapat Koordinasi Pengkajian Pengembangan Lingkungan Sehat ‘Demak Menuju Kabupaten Sehat’, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Demak Kurniawan Arifendi ST MH menyampaikan, jika untuk mewujudkan Demak Kabupaten Open Defecation Free (ODF) atau Stop Buang Air Besar Sembarangan membutuhkan waktu 12 tahun sejak dicanangkan pada 2010, maka untuk mewujudkan Demak Kabupaten Sehat tidak perlu waktu selama itu.
“Saat ini baru Kota Semarang dan Kabupaten Boyolali yang menyandang predikat kabupaten/kota sehat. Meski secara sumber daya Kota Semarang sangat mendukung, bukan berarti Demak tidak bisa segera menyejajarkan diri. Apalagi sekarang sudah ada jalan tol di Demak. Dengan komitmen mulai hari ini, optimis kita bisa menyalip di tikungan,” ujarnya, Kamis (17/11).
Untuk itu semua OPD harus terlibat. Sebab parameter kabupaten/kota sehat tidak hanya melulu tentang sarana kesehatan, namun ada tujuh lagi lainnya. Seperti kesehatan kawasan perkantoran dan industri, pariwisata, ketahanan pangan, hingga smart city.
“Hidup lebih sehat dan aman aspek kesehatan sebagai pondasi, diimplementasikan di seluruh lini. Sehingga bersinggungan langsung dengan sarpras pelayanan publik,” ujarnya.
Maka itu harus ada komitmen bersama pemda dan seluruh stakeholder termasuk ormas. Sehingga tercipta komunikasi yang cukup, karena kaitanya implementasi regulasi perlu peran aktif elemen masyarakat.
Rakor yang dihadiri Ketua Forum Kabupaten Sehat dr Zacky Ma’ardi itu mendatangkan narasumber Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, DR dr Mochamad Abdul Hakam SpPD FINASIM dimaksudkan, agar ada sharing pengalaman hingga trik dan tips Kota Semarang mendapatkan predikat Kota Sehat.
“Dengan begitu peserta yang terdiri dari kepala OPD terkait juga perwakilan ormas mengetahui tugas pokok memgenai lingkungan sehat. Sehingga terjaring kemitraan yang tidak hanya seremonial, namun harus berlanjut dan ada berkelanjutan. Juga tersedianya notulen rakor yang menjadi embrio master plan Demak Menuju Kabupaten Sehat,” urai Kurniawan Arifendi.
Di sisi lain Bupati Eisti’anah mengatakan, hadiah terindah saat peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) 2022 adalah diperolehnya pengakuan Demak sebagai Kabupaten ODF. Keberhasilan itu bukan kinerja sendiri Dinas Kesehatan, namun kerja keroyokan untuk masyarakat sehat.
“Setelah diakui sebagai Kabupaten ODF bukan berarti terus bisa leha-leha, harus terus dijaga kesinambungannya. Terlebih 12 tahun untuk memperoleh pengakuan dari Tim Verifikasi Provinsi Jawa Tengah bukan lah waktu yang singkat,” kata bupati.
Maka, lanjut bupati, untuk mewujudkan Demak kabupaten sehat tidak boleh hingga 12 tahun. “Kuncinya harus semangat dan niat. Tidak boleh pesimis melihat Kota Semarang. Ambil ilmunya dan terapkan di Demak, libatkan semua tokoh masyarakat, tokoh agama juga elemen masyarakat,” tegas bupati.
Terlebih angka stunting pun terindikasi ada tren turun setelah ada konvergensi. Karenanya Bupati Eisti’anah kembali menekankan, pentingnya niat dan semangat. Presikat Demak Kabupaten Sehat yakin segera diraih dengan melibatkan masyarakat. “Mari bersama semangat dan niat mewujudkan Demak Kabupaten Sehat,” seru bupati.st





