Hal itu mengemuka saat sesi dialog kegiatan Nguri-uri Kesenian Tradisional Khas Kabupaten Kendal dengan menampilkan kesenian kuda lumping di Lapangan Ngadibolo, Kecamatan Boja, Minggu (11/09/2022). Tidak dipungkiri selama dua tahun pandemi Covid-19, kesenian tradisional tidak bisa pentas.
Sekarang ini dengan kelonggaran beraktivitas, DPRD Jawa Tengah terdorong untuk menggelorakan kembali semangat menggelar pementasan kesenian melalui kegiatan Media Tradisional ini. Demikian disampaikan Dyah Kartika, anggota DPRD Jawa Tengah.
“Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan kami terhadap kesenian tradisional yang kita miliki, kesenian dan budaya merupakan jati diri kita, jati diri bangsa, jangan sampai budaya kita hilang terkikis oleh perkembangan zaman,” ujar Tika-sapaan akrabnya.
Tri Purnomo selaku anggota DPRD Kendal mengakui pihaknya masih belum optimal dalam mengatasi permasalahan kesenian tradisional pasca pandemi. Untuk saat ini, upaya pemulihan yang dilakukan Pemkab Kendal masih terpusat pada bidang ekonomi dan pariwisata.
“Kami akan memberikan ruang dan waktu terhadap penggiat seni budaya untuk nguri-uri kebudayaan, kami juga akan mencoba mengkolaborasikan desa wisata dengan kesenian, tentu dengan harapan kesenian tradisional tetap langgeng,” tegasnya.
Menanggapi hal itu, Hery Pujianto selaku penggiat seni dan budaya berharap agar kesenian tradisional mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Dukungan kegiatan dan anggaran adalah faktor utama dalam melestarikan kesenian tradisional untuk saat ini.
“Dengan adanya support atau peran aktif pemerintah yang terus berjalan, maka kegiatan-kegiatan kesenian tradisional, baik itu pagelaran maupun lomba-lomba akan terus ada secara rutin, tidak hanya kegiatan yang sifatnya obor-obor blarak atau euforia sesaat ” pungkas Hery.st