in

Gandeng Warga, Komunitas EMPU Gelar Fashion Show di Tambak Lorok

Para model dalam Komunitas EMPU menggelar fesyen show di Tambak Lorok. Foto: siti

SEMARANG (Jatengdaily.com)- Fashion show di mall atau gedung ber-AC sudah biasa. Tapi bagaimana kalau fashion (fesyen) show dilakukan di pinggir pantai, di daerah Tambak Lorok, Kelurahan Tanjungmas Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jumat (19/8/2022).

Pastinya, seru, apalagi tidak hanya para model, namun juga diikuti juga oleh penduduk setempat, yang notabenya nelayan dan ibu-ibu pelaku usaha kecil menengah (UKM) seperti penjual jamu. Apalagi fesyen show ini juga bersamaan dengan memperingati Hari Kemerdekaan RI ke 77 dan Hari Kemanusian Dunia.

Uniknya, dalam peragaan busana ini, mengusung baju-baju yang berbahan kearifan lokal dan menggunakan bahan atau kain yang sustainable alias ramah lingkungan.

Ya, acara ini memang sengaja diusung oleh Komunitas EMPU untuk fashion berkelanjutan, bekerjasama dengan Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) dan Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia (KPPI) serta Collabox Creative, dan bertajuk ‘Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat dan Lebih Bijak Lingkungan.’

”Lewat peragaan busana dengan materi ramah lingkungan koleksi Komunitas EMPU untuk fesyen berkelanjutan, kami juga ingin berpartisipasi dalam peningkatan kapasitas untuk perempuan pesisir,” jelas Ketuanya, Leya Catlleya.

Komunitas EMPU sendiri, awalnya adalah komunitas yang peduli dengan batik tenun ramah lingkungan yang pewarnaannya dengan bahan alami, dan dalam perkembangannya komunitas ini, konsen dan peduli untuk merangkul kaum marginal. Saat ini komunitas ini ada di sejumlah kota di Tanah Air.

Dalam kesempatan ini, beberapa ibu jamu gendong Komunitas EMPU dan perempuan anggota Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia (KPPI) mengenakan kain dan kebaya.
Karya busana berbahan tradisional paduan tenun, lurik dan batik ramah lingkungan karya Komunitas EMPU yang diperagakan dirancang oleh Tenesa Querida dan Agustienna Siswanto

”Kegiatan ini juga merupakan gerakan budaya dari artisan fesyen berkelanjutan dan perempuan pesisir untuk membangun pemahaman publik tentang perlunya fesyen yang ramah lingkungan yang pada akhirnya melestarikan budaya, mata pencaharian, dan lingkungannya,” jelansya.

Selanjutnya, hal ini juga bisa sebagai peningkatan kapasitas bagi perempuan pesisir untuk mengenal ketrampilan baru dalam ranah fesyen berkelanjutan, di antaranya membuat pembalut kain dan membuat eco-print.

Tenesa Querida mengatakan, baju-baju rancangannya didesain dan dibuat dari bahan-bahan ramah lingkungan, termasuk juga dalam pewarnaannya. ”Di satu sisi, ketrampilan baru di ranah fesyen berkelanjutan tersebut diharapkan meningkatkan akses perempuan pesisir pada pembalut kain yang sehat dan terjangkau serta ramah lingkungan dan meningkatkan kemampuan perempuan pesisir untuk dapat meningkatkan opsi untuk mata pencaharian baru dalam memproduksi ecoprint yang ramah lingkungan,” jelasnya. she

What do you think?

Written by Jatengdaily.com

Negeri yang Diberkahi menurut Al Qur’an

ITB Semarang Tambah Doktor Baru