in

Harapan Baru Petani

Oleh Irma Nur Afifah, SST, MSi
Statisti Muda BPS Kabupaten Kendal

Pembangunan Milling Rice Modern Plant (MRMP) atau disebut sebagai gudang beras Bulog di beberapa wilayah merupakan langkah strategis guna mewujudkan ketahanan pangan nasional. Keberadaan MRMP diharapkan mampu memproduksi beras dari gabah yang diterima langsung dari petani. Hal ini sebagai langkah antisipasi menjaga stabilitas harga gabah di tingkat petani dan salah satu alternatif yang sangat baik, yaitu menolong para petani hingga tak lagi merugi di negeri lumbung padi.

Penanganan pasca panen disebut sebagai upaya membantu petani dalam menstabilkan harga gabah, yang sempat memicu polemik karena sempat anjlog tahun lalu dan menimbulkan kesan ironi dimana sebagai negara lumbung padi tapi justru mengimport beras dari luar negeri, hal ini tentu perlu diantisipasi hingga tak perlu terjadi lagi.

MRMP Untuk Ketahanan Pangan
Definisi ketahanan pangan menurut UU No. 18/2012 adalah “kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik dari segi jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan”.

UU tentang pangan bukan hanya berbicara tentang ketahanan pangan, namun juga memperjelas dan memperkuat pencapaian ketahanan pangan dengan mewujudkan kedaulatan pangan (food soveregnity) dengan kemandirian pangan (food resilience) serta keamanan pangan (food safety). “Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan pangan yang menjamin hak atas pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal”.

Salah satu diantara upaya menjaga ketahanan pangan nasional, Pemerintah melalui Bulog, merancang pembangunan MRMP yang dimaksudkan untuk menghasilkan beras dari gabah yang langsung diterima dari petani. Sebanyak 13 unit MRMP yang telah direncanakan akan dibangun berlokasi di Bojonegoro, Magetan, Jember, Banyuwangi, Sumbawa, Sragen, Kendal, Subang, Bandar Lampung, Karawang, Cirebon, Luwu Utara, dan Grobogan (sumber: kementan.go.id).

Unit MRMP tersebut terdiri dari pengering (dryer), penggilingan (milling), dan Gudang Silo. Pada setiap MRMP, memiliki dryer berkapasitas 120 ton per hari, milling 6 ton per hari, dan Silo (bulk materials atau tempat menyimpan beras curah) berkapasitas 2.000 ton. Pada masing-masing lokasi terdapat 3 unit Silo sehingga total kapasitas penyimpanan Silo sebanyak 6.000 ton.

Pembangunan MRMP atau gudang baru Bulog di beberapa wilayah diantaranya telah hampir rampung digarap. Konstruksi proyek Gudang Bulog di Kendal misalnya pembangunan yang dimulai pada September 2020 telah selesai pada 10 Januari 2022 lalu dan dilanjutkan dengan test commissioning pada 11 Januari sampai 20 April mendatang. Selesainya pembangunan proyek tersebut dinilai memberikan power bagi Bulog untuk memproduksi beras premium dengan harga medium, selain itu juga lebih mudah mengontrol stok beras untuk cadangan pangan kedepan serta waktu yang tepat jelang masa panen raya di bulan Maret-April mendatang.

Dengan adanya MRMP maka Bulog dapat memproduksi beras yang lebih berkualitas premium dengan harga yang relative lebih murah, dan sebutan beras Bulog yang selama ini cukup bermakna konotatif semoga dapat dihilangkan.

Produksi Padi di Indonesia
Indonesia merupakan negara penghasil beras diantara lima negara lainnya di Asia Tenggara, dan menempati urutan ke empat di dunia, urutan pertama adalah Thailand, kemudian Vietnam, Bangladesh, Indonesia, India, dan Tiongkok. Sebagian besar produksi beras di Indonesia dihasilkan dari pertanian rakyat. BPS telah mencatat bahwa tahun 2021 jumlah produksi beras sebesar 54,42 juta ton menurun dibandingkan tahun 2020 yang sebesar 54,65 ton GKG, hal ini antara lain luas panen padi 2021 turun dari 10,66 juta hektar menajdi 10,41 juta hektar, meski demikian dinilai cukup untuk stok selama setahun.

Sementara jika melihat tren harga gabah di tingkat petani terlihat fluktuatif, meski mulai bertahan di kisaran angka Rp. 5.000, seperti hasil pantauan BPS bahwa harga gabah kering panen (GKP) Rp. 5.009,67 per kg, dan harga Gabah Kering Giling (GKG) Rp. 5.389,16. hal ini cukup melegakan setelah di masa panen yaitu April tahun lalu turun di kisaran Rp. 4.882 per kg. Salah satu faktor penyebab penurunan harga gabah dimaksud akibat terjadinya surplus yang besar karena sejumlah sentra produksi memasuki masa panen, dan isu import beras mencuat sehingga stok makin melimpah ruah dan harga pun anjlog.

Harapan bagi Petani
Perlu diketahui bahwa sejatinya Bulog berperan dalam urusan manajemen logistik seperti tertuang dalam Keppres No 29 Tahun 2000. Artinya bahwa Bulog bertugas mengelola stok, distribusi dan mengendalikan harga beras dan jasa logistik. Meski demikian, Pemerintah semestinya menempatkan Bulog sebagai institusi yang memihak petani, dengan mengendalikan harga gabah jangan sampai anjlog gara-gara import beras seperti tahun lalu.

Jelang panen raya, yang secara seasonal dapat diketahui polanya bahwa bulan Maret-April panen padi bagi petani, maka disinilah peran Pemerintah melalui Bulog untuk segera menyambut baik gabah petani dengan harga jual sesuai dengan floor price (harga yang menguntungkan petani) untuk selanjutnya gabah tersebut ditampung pada MRMP, melalui mesin pengering dan disimpan sementara sehingga lebih aman dan tidak mudah rusak.

Pun dalam kondisi bukan masa panen, petani juga dapat membeli beras Bulog dengan harga yang terjangkau. itulah mengapa dalam hal ini pemerintah perlu memberikan support kepada Bulog agar mampu meningkatkan daya saing, dan dapat secara optimal membeli gabah petani dengan harga yang layak, sehingga tak ada lagi drama serta petani pun bisa tersenyum bahagia. Jatengdaily.com-st

Written by Jatengdaily.com

Menpora Amali Apresiasi Perjuangan Tim Tenis Indonesia di Piala Davis Cup 2022

Tekan Angka Kemiskinan, Gerindra Jateng Inginkan Pemprov Fokus Garap RTLH