BOYOLALI (Jatengdaily.com) – Hewan ternak yang terjangkit virus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Boyolali bertambah. Jika sebelumnya 15 ekor sapi terindikasi penyakit tersebut, hingga Jumat (13/5/2022) bertambah tiga ekor sapi dan tiga ekor kambing yang terjangkit.
Sebanyak 15 ekor sapi yang mengidap PMK terjadi di Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo, kini ditemukan tiga ekor sapi dan tiga ekor kambing di Desa Ngenden, Kecamatan Ampel yang positif terinfeksi virus penyebab PMK.
“Artinya secara keseluruhan di Kabupaten Boyolali ada 21 kasus yang kita hadapi. Kami meminta untuk segera dilakukan lokalisir,” kata Bupati Boyolali, M. Said Hidayat saat dijumpai di sela kunjungan Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia di Ruang Merbabu Kantor Bupati Boyolali, pada Jumat (13/5/2022) dilansir laman boyolali.go,id.
Baca Juga: Boyolali Antisipasi PMK pada Hewan Ternak
Bupati Said meminta pada dinas terkait yakni Dinas Perternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Boyolali untuk melakukan penyuntikan antibiotik ke hewan ternak. Hal tersebut dilakukan karena Kabupaten Boyolali merupakan rumah bagi 94 ribu ekor sapi perah dan 107 ribu ekor sapi potong.
Senada, Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Disnakan Kabupaten Boyolali, Afiany Rifdania akan melakukan tracking atas temuan hewan ternak yang mengidap PMK tersebut.
“Kami menyebar teman-teman 150 orang untuk tracing dibantu oleh teman-teman inseminator yang ada di desa-desa. Jadi jumlahnya ada 150 orang ini kami bagi menjadi tim di 22 Kecamatan melakukan tracing,” tambahnya.
Langkah langkah cepat yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali tersebut mendapat apresiasi yang baik dari Mentan Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo. Menurutnya, melalui reaksi cepat ini, penanganan PMK pada hewan ternak dapat diminimalisasi dan menghimbau masyarakat agar tidak panik.
“Apabila ini semua cepat ditindak semakin cepat reaksi kita di lapangan menentukan hasil. Populasi ternak sangat besar. Oleh karena itu harapan saya yang pertama agar tidak tercipta kondisi panik,” harap Mentan RI.
Selain dilakukan penyuntikan antibiotik dan tracing, juga dilakukan penyemprotan disinfektan ke sejumlah pasar hewan yang tersebar di Kabupaten Boyolali. Pemkab Boyolali juga mengambil kebijakan agar tidak menutup pasar hewan, agar perekonomian masyarakat tetap berjalan.
Dalam kesempatan tersebut juga disampaikan bantuan dari Kementerian Pertanian RI berupa alat semprot disinfektan, obat antibiotic, disinfektan, obat semprot kulit hewan, vitamin hewan dan sarana prasarana (APD) untuk petugas. Bantuan tersebut diserahkan yang secara simbolis oleh Mentan Limpo yang diterima Bupati Said. yds