in

Kemenkes Datangkan Obat dari Singapura untuk Obati Gagal Ginjal Akut Anak

Menkes Budi Gunadi Sadikin. Foto: setpres

JAKARTA (Jatengdaily.com)- Menyusul kasus gagal ginjal akut yang menimpa ratusa anak-anak balita di Indonesia, pemerintah cepat mengambil sejumlah langkah.

Setelah menarik lima jenis obat sirup, pemerintah melalui kementerian kesehatan (Kemenkes) pun mendatangkan obat dari Negara Singapura.

Obat yang didatangkan khusus dari Singapura, karena belum ada di Indonesia. Jenisnya, adalah obat penawar (antidotum) dengan merek Fomepizole. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut pemerintah mendatangkan Fomepizole dari Singapura untuk mengobati pasien gagal ginjal akut di Indonesia. Obat itu  didatangkan usai pihaknya menganalisis penyebab gagal ginjal akut, yakni toksin bukan patogen.

“Begitu kita tahu penyebabnya apa, toksinnya apa kita mencari obatnya apa. Sudah ketemu, namanya Fomepizole di Indonesia belum ada. Kita ambil dari Singapura.

Baca Juga: Ini Daftar Obat Sirup Yang Dilarang & Ditarik BPOM

Budi Gunadi Sadikin menyatakan, pihak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sebagai tim ahli ginjal nasional telah mendatangkan obat tersebut dari Singapura.

Menurutnya, obat tersebut sudah tiba dan dokter memberikannya kepada 10 pasien anak. ”Jadi obat ini begitu kita lihat responnya positif,” kata Menkes Budi, Jumat (21/10/2022).

Menurutnya, pemerintah akan segera mendatangkan dalam jumlah cukup banyak untuk bisa disebarkan ke seluruh rumah sakit di tanah air.

Hal ini mengingat  kejadiannya sudah teridentifikasi di 22 provinsi Indonesia dengan total 241 anak yang sakit gagal ginjal per Selasa (18/10/2022) dengan 133 pasien diantaranya meninggal dunia.

“Untuk obat-obatan sudah teridentifikasi dan sudah kita tes dalam sampel tertentu aman dan relatif menyembuhkan. Sekarang kita datangkan dalam cukup besar, sehingga diharapkan dapat memberikan perlindungan bagi balita-balita kita kalau misal terkena racun ini,” ungkap Menkes Budi.

Sementara itu, Direktur Utama RSCM dr Lies Dina Liastuti mengatakan, jika pemberian antidotum tersebut berdasarkan kajian dari sejumlah ahli, termasuk ahli dari tim dokter Australia dan Inggris yang ikut menangani kasus kematian anak dengan kasus serupa (gagal ginjal) di Gambia.

“Ternyata ada zat yang terkandung dalam obat tertentu yang bisa mengikat racun dalam tubuh seseorang. Kita pun mencari obatnya, sedangkan yang menjual salah satunya adalah Negara Singapura,” kata dr Lies.

Selain itu, pemesanan antidotum itu dilakukan setelah mempelajari literatur yang menyatakan terdapat zat yang mampu mengikat racun dalam tubuh orang termasuk dalam pasien gangguan gagal ginjal akut.

Ia menyebut obat tersebut telah datang dalam jumlah 10 vial pada Selasa (18/10/2022) lalu. RSCM telah menghabiskan dua vial setiap hari untuk 10 pasien yang dirawat. she

Written by Jatengdaily.com

BPOM Resmi Larang dan Tarik Obat Sirup, Ini Daftarnya

Ekonomi Kreatif Harus Dikembangkan secara Komprehensif dan Berkelanjutan