SEMARANG (Jatengdaily.com) – Perimbangan transportasi laut pantai utara dan selatan perlu mendapat perhatian semua pihak. Setidaknya, realisasi perimbangan itu akan berpengaruh pada berbagai sektor, khususnya laju perkembangan perekonomian nasional.
“Ada beberapa hal yang dapat dipetik dari realisasi perimbangan tersebut. Antara lain, kesetaraan pembangunan supra dan infrastruktur wilayah selatan. Juga mampu menekan percepatan disfungsi pelabuhan di wilayah utara akibat pendalaman dermaga yang terus menerus terjadi setiap tahunnya. Dan yang tak kalah pentingnya adalah meningkatnya profit pelabuhan di Cilacap maupun Yogyakarta,” jelas anggota DPD RI Perwakilan Jawa Tengah Dr Abdul Kholik, dalam diskusi terbatas di Ruang Sidang PT Pelindo Semarang, Senin (18/4/2022}.
Hadir dalam kegiatan tersebut General Manager PT Pelindo III (Persero) Hardiyanto, Regional Manager Comersial Raly Eko Kurniawan, Manajer Terminal Penumpang Joko Sasmito, Manajer Teknik Sofwan Hadi, puluhan staf dan sejumlah wartawan.
Kholik menambahkan sejumlah informasi yang diperoleh dalam diskusi terbatas di Pelindo III Semarang ini, nantinya akan dijadikan bahan masukan atau data pendukung untuk meningkatkan pelabuhan di wilayah selatan seperti Tanjung Intan, Yogyakarta dan pelabuhan lain di pesisir selatan Jawa Barat maupun di Jawa Timur. Terlebih lagi pelabuhan Tanjung Intan di Cilacap persentase pendapatan setiap tahunnya sudah untung hingga puluhan miliar rupiah.
“Ini tentunya bisa menjadi daya dorong para stakeholder untuk mengembangkan Tanjung Intan, sekaligus memusatkan ekspor impor dari dan untuk wilayah selatan. Dengan keuntungan yang dicapai Tanjung Intan, membuktikan bahwa pelabuhan di pesisir selatan cukup prospektif untuk dijadikan pelabuhan besar,” katanya.
General Manager PT Pelindo III Hardiyanto mengatakan pihaknya mensuport apa pun yang sudah menjadi kebijakan pusat. Jika secara nasional PT Pelindo didukung pemerintah pusat memfokuskan pengembangan pelabuhan wilayah selatan, pihaknya akan membantu sepenuhnya. Kepadatan transportasi laut wilayah utara dan kondisi dermaganya yang cenderung menurun, memang harus segera diantisipasi secara cepat dan tepat.
Hanya saja, lanjutnya, selama kebijakan itu belum diundangkan resmi oleh pemerintah, pihaknya tetap fokus menjalankan berbagai upaya meminimalisir disfungsi dermaga di pelabuhan Tanjung Emas. Saat ini sedang memperkuat talut dan meninggikan dermaga untuk mengantisipasi terpaan banjir yang terus menerus terjadi setiap tahunnya.
Regional Manager Commercial Raly Eko Kurniawan menambahkan pihaknya mengakui jika lalu lintas ekspor impor melalui Tanjung Emas mengalami high cost ketika infra struktur di dermaga bermasalah. Mengingat efek yang ditimbulkan secara beruntun berimbas pada customer seperti waktu yang menjadi semakin lama, barang-barang terancam expayet atau rusak, mempercepat maintenance alat pengangkut, dan sebagainya.
“Karena itu kami membangun polder untuk mengurangi curah air hujan yang menggenang di sepanjang jalan pelabuhan. Memaksimalkan pompa untuk menyedot air. Di bagian ekspor impor kami menyiapkan sekitar 800.000 TEUs peti kemas per tahun. Guna mendukung kegiatan ekspor impor, Pelindo III juga bergabung dalam ekosistem logistik nasional berbasis informasi teknologi. Saat ini kami juga tengah menyiapkan Rencana Induk Pelabuhan (RIP) agar lebih mudah dalam meningkatkan kualitas pelayanan,” katanya. st