SEMARANG (Jatengdaily.com) – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengapresiasi dan menyambut positif penerbitan buku antologi puisi moderasi beragama “Kusebut Nama-Mu dalam Seribu Warna”. Buku antologi puisi ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya penguatan moderasi beragama. Karena pemahaman tentang moderasi beragama bisa dilakukan melalui seni budaya, termasuk puisi.
Buku antologi puisi hasil kerja sama Satupena Jawa Tengah, Forum Kerukunan Umat Beragama Jawa Tengah, dan Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Tengah itu diserahkan oleh Kepala Kanwil Kemenag Jateng Musta’in Ahmad kepada Menteri Agama di tengah suasana Festival Toleransi dan Gelar Seni Budaya di Kelenteng Sam Poo Kong, Bongsari, Semarang, Jumat malam, 18 November 2022.
Dalam penyerahan buku antologi puisi setebal 188 halaman itu, Kakanwil Kemenag didampingi oleh Ketua FKUB Jateng Taslim Syahlan, Ketua Satupena Jateng Gunoto Saparie, dan salah seorang penyair yang puisinya termuat dalam buku tersebut, Aloys Budi Purnomo PR. Sedangkan Menteri Agama Yaqut Choli Qoumas didampingi Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Prof Dr Suyitno MAg. Antologi puisi itu memuat karya 65 penyair yang mengambil tema tentang moderasi beragama.
Sebelumnya Taslim Syahlan tampil membacakan puisi tentang moderasi beragama, tampil bersama dengan Aloys Budi Purnomo PR yang mengiringi dengan permainan saksofonnya. Penampilan kolaborasi mereka mendapatkan sambutan hangat dari hadirin.
Ketua Umum Satupena Jawa Tengah Gunoto Saparie didampingi Sekretaris Umum Mohammad Agung Ridlo menyatakan terima kasih kepada FKUB Jateng dan Kanwil Kemenag Jateng yang bersedia melakukan kerja sama untuk penerbitan antologi puisi tentang moderasi beragama. Apalagi kerja sama ini tidak hanya berhenti pada penerbitan saja, namun juga sampai pada fasilitasi acara peluncuran buku secara khusus, dilengkapi dengan parade puisi dan bedah buku, di Vihara Watugong, Semarang, dalam waktu dekat ini.
“Moderasi beragama sangat penting dalam konteks kehidupan keagamaan di Indonesia dan para penyair terpanggil untuk menuliskannya. Semoga kerja sama ini bisa berlanjut di masa mendatang,” ujarnya.
Menteri Agama Yaqut menyatakan terkesan dengan tempat kegiatan Festival Toleransi dan Gelar Seni Budaya yang diadakan Puslitbang Bimas dan Layanan Masyarakat bersama Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, yaitu di Kelenteng Sam Poo Kong. Kelenteng Sam Poo Kong boleh dikatakan merupakan simbol multikulturalisme, toleransi, pluralisme, dan moderasi beragama.
“Saya telah beberapa kali ke kelenteng ini. Saya melihat tempat ini tidak hanya untuk beribadah teman-teman Tridharma, yaitu Budha, Konghucu, dan Tao saja, namun juga umat agama lain,” katanya.
Sejumlah pertunjukan kesenian dan kebudayaan ditampilkan cukup memikat dalam festival ini. Ada penampilan barongsay, tari saman, musik, lawak, dan pembacaan karya sastra. Dalam kesempatan ini budayawan D Zawawi Imron memberikan orasi budaya yang menekankan pentingnya toleransi dan moderasi beragama.st