DEMAK (Jatengdaily.com) – Suka tidak suka, Indonesia terindikasi memasuki gelombang ketiga COVID-19. Varian baru omicron disebut-sebut sebagai salah satu pemicunya.
Maka itu percepatan penanganan pandemi, masuk dalam pembahasan rancangan awal penyusunan rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) 2023 Kabupaten Demak. Masyarakat pun diimbau agar tidak berada di kerumunan massa jika tidak sangat terpaksa.
Sekda dr H Singgih Setyono menyampaikan, COVID-19 memporak-porandakan tatanan kehidupan di dunia. Bahkan kini telah masuk gelombang ketiga. “Suka tidak suka, ini kondisi riil. Kemarin (Demak) ada tambahan tiga (pasien terkonfirmasi),” ujarnya, pada forum komunikasi rancangan awal rencana RKPD 2023 gelaran Bappeda Litbang Kabupaten Demak, Kamis (3/2/2022).
Prediksi puncaknya di Februari dan Maret. “Kalau tidak terpaksa tidak usah ke tempat umum, seperti mal, pasar dan alun-alun,” imbuh sekda.
Disebutkan, gejalanya sangat ringan, seperti ‘nggregesi’ saat disuntik vaksin. Saking ringannya, banyak orang tak menyadari sehingga menjadi OTG. Sejauh ini, menurut sekda yang dokter umum itu, Demak belum ditemukan kasus omicron. Meski ada kecurigaan, karena CT value di bawah 30.
Kemarin, lanjutnya, sudah kumpulkan para kepala puskesmas agar siap-siap seandainya di bulan Februari dan Maret benar ada lonjakan kasus. Antara lain dengan memperkuat tracing dan testing.
Pada saat sama, demam berdarah (DB) terpantau juga meningkat. Satu orang dilaporkan meninggal dunia. Satu hal perlu diwaspadai, DB termasuk komorbid varian omicron.
“Panas tinggi di atas 38,5. Trombosit turun, leukosit naik. Membuat kasus lebih berat saat terpapar omicron,” kata dr Singgih.
Maka diinstruksikan pada masyarakat agar kembali menggiatkan 3 M untuk membasmi jentik Aides Aigipty. Pun ketika ditemukan gejala nggregesi disertai flu, segera periksakan diri untuk mengetahui ada tidaknya paparan COVID-19 varian omicron.
Kalaupun positif hasilnya, disarankan masyarakat tidak perlu panik. Cukup lakukan isolasi mandiri, hidup sehat dan konsumsi makanan bergizi dan bernutrisi sebagaimana arahan timmedis yang memeriksa.
Kabar baiknya, Kabupaten Demak capaian Vaksinasi dosis 1 sebanyak 86,99 persen. Dosis 2 sebanyak 63 persen, dan booster 2,55 persen. Sehingga total 76, dan menjadikan Demak level 1 PPKM.
“Tapi pemerintah pusat ada aturan baru. Dua Minggu ke depan dosis 2 capaian minimal 70 persen. Lansia minimal 60 persen, sementara saat ini Demak 57,3 persen. Jadi masih ada ‘PR’ 7 persen untuk dosis 1 dan 3 persen untuk lansia, yang harus diselesaikan dua Minggu ini,” urainya.
Problemnya, lanjut sekda, tahun 2023 wajib ada anggaran cadangkan untuk pilkada serentak 2024. Sementara BI sudah tidak support anggaran untuk penanganan covid-19.
Sehubungan itu, Bupati dr Hj Eisti’anah yang turut hadir bersama Wabup KH Ali Makhsun dan Ketua DPRD Demak HS Fahrudin Bisri Slamet menyampaikan, karena pandemi masih berkembang maka penanganan covid-19 menjadi perhatian bersama. “Tetap jaga prokes dan selalu bersinergi. Tidak akan berarti jika tidak didukung semua lapisan masyarakat. Sebab ketika level PPKM kita rendah, yakin perekonomian bangkit,” tandasnya. rie-yds