Teliti Paradigma Tauhid Knowledge Acquisition Efficacy, Dosen USM Andhy Tri Adriyanto Raih Doktor
SEMARANG (Jatengdaily.com)- Andhy Tri Adriyanto SE MM, dosen Universitas Semarang (USM), berhasil meraih gelar Doktor dari Program Studi Doktor Ilmu Manajemen, Fakultas Ekonomi (FE), Unissula.
Andhy dinyatakan lulus setelah mengikuti sidang terbuka dengan mempertahankan disertasi yang berjudul Peran Tawhidic Paradigm dan Knowledge Acquisition Efficacy (KAE) Menuju Kinerja UKM, di hadapan para penguji pada Kamis (8/9/2021).
Sidang terbuka disertasi ini dipimpin oleh Prof Olivia Fachrunnisa SE MSi PhD yang juga bertindak sebagai promotor dan Nurhidayati SE MSi PhD (promotor). Dengan penguji sebagai berikut: Dr Nur Wening MSi (penguji eksternal), Prof Dr Widodo SE MSi, Dr Ken Sudarti SE MSi, Dr Ardian Adiatma SE MM dan dan Dr Mulyana SE MSi.
Menurutnya, para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM), harus memiliki pengetahuan yang lebih dalam menjalankan usahanya agar berhasil. Namun, tidak hanya bisa mengejar keuntungan dengan berpijak pada kepentingan dunia semata, tapi juga harus menerapkan ajaran agama Islam.
Menurutnya, peran tawhidic paradigm dan knowledge acquisition efficacy sangat penting dan berperan besar dalam menjalankan bisnis bagi para pelaku UKM.
Dalam paradigma tauhid tersebut, pelaku UKM harus memiliki Knowledge Acquisition Efficacy (KAE). Dimana KAE ini adalah mengasah para pelaku UKM untuk memiliki cara pandang dalam berbisnis yang didasarkan pada nilai-nilai ketauhidan. KAE ini di dalamnya mengandung unsur bagaimana para pelaku UKM berpijak pada kepatuhan dalam melaksanakan perintah Allah SWT, bukan hanya memikirkan harta dan dunia semata.
Nilai-nilai ketauhidan tersebut harus terus dibangun melalui proses pembelajaran eksploratif dan pembelajaran eksploitatif. Peran KAE diantaranya adalah perasaan yakin yang dimiliki pelaku UKM dalam mengakuisisi ilmu pengetahuan. ”Kondisi ini akan terwujud jika mereka memiliki kemampuan untuk mempertajam umpan balik korektif akan pengetahuan yang diperoleh dari hasil pembelajaran eksplorasi dan eksploitasi. Dimana di dalamnya memiliki unsur yang mampu meyakinkan diri untuk memperdalam keterampilan belajar sebagai bentuk dari ibadah,” paparnya.
Termasuk juga memberanikan diri untuk mengintensifkan bermacam pembelajaran sebagai wujud syukur atas rejeki yang bermanfaat dan memberanikan diri untuk memperluas pengetahuan baru terkait dengan bisninya.
”Sehingga dengan demikian, pelaku UKM yang berbisnis di jalan Allah, tidak hanya mengandalkan pola manajerial seperti 6 M yang terdiri dari man (manusia), money (uang), material (bahan), machine (mesin), methode (cara kerja) dan market (pasar) saja. Tetapi dapat meningkatkan kinerja dengan kepemilikan ilmu yang bermanfaat,” jelasnya. she