in

Festival Semangka Desa Bango untuk Dukung OVOP

Bupati dr Hj Eisti'anah didampingi Sekda H Akhmad Sugiharto, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Demak H Agus Herawan, Camat Demak HM Syahrie dan Kades Bango Kasman saat menyerahkan hadiah kepada para juara Festival Semangka Desa Bango 2023. Foto : sari jati

DEMAK (Jatengdaily.com)- Festival Semangka Desa Bango 2023 sukses digelar, Minggu (23/7). Diikuti 112 peserta, agenda desa yang baru pertama dirilis itu diharapkan mampu mendongkrak popularitas Desa Bango sebagai desa penghasil semangka. Di samping pula sebagai dukungan program pemerintah One Village One Product (OVOP).

Kepala Desa Bango Kecamatan Demak Kasman menuturkan, Festival Semangka 2023 pun digagas, agar Desa Bango sebagai produsen semangka semakin dikenal tak hanya di Kabupaten Demak, namun juga di tataran Jawa Tengah dan nasional. “Alhamdulillah respon warga cukup baik, terlihat dari jumlah peserta yang mendaftarkan semangka hasil pertaniannya,” ujarnya.

Lebih lanjut disampaikan, sekitar separuh lebih wilayah Desa Bango adalah lahan pertanian. Maka tak heran jika mata pencaharian penduduknya didominasi petani.

“Sehubungan itu Desa Bango memiliki gabungan kelompok tani bernama Gapoktan Tani Makmur. Terdiri dari empat kelompok tani, yakni Kelompok Tani Melati, Mawar, Kananga, dan Ngudi Makmur, dengan jumlah total anggotanya 200 orang,” imbuhnya.

Untuk menjaga kesuburan lahan pertanian dan dalam rangka memutus mata rantai hama tanaman, dalam setahun petani Desa Bango memberlakukan pola tanam padi-padi-semangka. Meski saat ini mulai pula dikembangkan tanaman sorgum atau cantel sebagai penunjang tanaman pangan, namun komoditas semangka masih mendominasi.

Mengapa semangka menjadi pilihan? Karena nilai jualnya yang tinggi di banding komoditas lain. Meski memang membutuhkan perlakukan khusus yang lebih rumit, dibandingkan tanaman palawija.

“Saat cuaca bagus dan kebutuhan air tercukupi, produktifitas semangka setiap hektar mampu menghasilkan semangka hingga 30 ton,” kata Ketua Gapoktan Tani Makmur Sugono.

Mengenai harga jual, disebutkan, tergantung masa panen. Pada panen awal, rata-rata bisa mencapai Rp 5.000 hingga Rp 6.000 per kilogram. Sedangkan pada panen kedua harga bisa turun hingga separuhnya menjadi Rp 2.500 setiap kilogram, sehubungan panen raya. Namun ada kalanya harga kembali merangkak naik pada panen ketiga hingga Rp 2.900 per kilogram.

Gayung bersambut, Festival Semangka 2023 yang baru dirilis direspon positif banyak Petani Bango. Sebagaimana disampaikan Ketua Panitia Festival Semangka Iwan Supriadi, tercatat 112 peserta turut mendaftar. Dengan perincian, 62 peserta jenis semangka inul, 32 peserta bulat merah, 18 black orange.

Terpilih sebagai juara yakni kategori semangka inul adalah Widiarto dengan berat semangka 8,2 kilogram. Kategori bulat merah dimenangkan Suwarso dengan berat semangka 13,4 kilogram. Serta kategori black orange dimenangkan Widiato dengan berat semangka 10,8 kilogram.

Di sisi lain, Bupati Demak dr Hj Eisti’anah mengapresiasi digelarnya Festival Semangka Desa Bango 2023. Sebagai kabupaten penyangga pangan nomor dua setelah Kabupaten Grobogan, Demak sungguh luar biasa hasil buminya.

“Saya lihat Desa Bango pertaniannya cukup bagus. Selain semangka, saya lihat tadi ada yang tanam sorgum atau cantel sebagai penunjang tanaman pangan. Ini semakin memastikan bahwa Kabupaten Demak tidak akan ada kelaparan, karena hasil tanaman pngannya yang berlimpah,” kata bupati.

Pada saat sama Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Demak H Agus Herawan merespon positif kegiatan yang baru pertama dirilis itu. Bahkan berharap menjadi agenda tahunan, sehingga tak hanya diikuti petani Desa Bango, namun juga peserta dari luar desa.

Ini bukti petani Kabupaten Demak semakin cerdas. Kemandirian petani tampak pada bagaimana menyikapi alam dengan berbagai iklim tidak menentu saat ini. Di tengah ancaman elnino, ternyata tidak mengancam pertanian Demak. Sebab petani masih bisa bertanam hortikultura, palawija seperti kacang hijau, juga tembakau. Khususnya di masa tanam (MT) ke-3.

“Yang tak kalah penting, agar tanah tetap subur dan terjaga produktifitasnya, mari bersama kembali menggunakan pupuk organik. Sebab pemakaian pupuk urea berlebih bahkan menahun telah mengeringkan unsur hara yang menjadikan lahan pertanian subur,” pungkasnya. rie-she

Written by Jatengdaily.com

WeTV Original Mozachiko Eps 9, Chiko Tahu Identitas Moza

Lagi, Bupati Ajak Gempur Rokok Ilegal