SEMARANG (Jatengdaily.com)- Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Semarang menyelenggarakan Kuliah Umum Wawasan Kebangsaan, dengan tema “Menumbuhkan Sikap Nasionalisme dan Moralitas Generasi Muda,” pada Selasa (10/10/2023), bertempat di Aula Kampus Pusat ITB Semarang.
Hadir sebagai narasumber Anggota DPR RI Komisi X Bidang Pendidikan sekaligus Pembina ITB Semarang Dr. H. A. Mujib Rohmat, S.H., M.H. Kuliah umum ini dibuka oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Ahmad Dwi Nurdiyanto S.Si., M.M. Hadir juga Ketua Yayasan Pendidikan Tri Mulia Utama Semarang Dr. Heru Yulianto, M.M.
Dr. H. A. Mujib Rohmat, S.H., M.H mengatakan, pasca reformasi tidak dipungkiri terjadi krisis kebangsaan, krisis identitas, krisis kepercayaan, krisis ideologi, krisis karakter, ancaman mentalitas bangsa, ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan ancaman integrasi bangsa. Kondisi ini bisa menyebabkan disorientasi kehidupan bangsa ke arah krisis kebangsaan.
Sejumlah krisis tersebut juga dialami oleh anak muda, yang menyebabkan sejumlah masalah di dalamnya. ”Sedangkan masalah yang terjadi pada generasi muda adalah rendahnya daya saing, degradasi moral dan keterbatasan akes sumber daya,” jelasnya.

Oleh karenanya dibutuhkan membangun generasi moralitas kepemimpinan bagi generasi muda. Diantaranya meliputi integritas moral attitude, ketangguhan ketahanan, keunggulan (di bidang skill dan knowledge), selalu semangat dan kerja keras, dan mampu menumbuhkan disiplin pribadi agar kuat dalam kepemimpinan.
”Hanya generasi muda yang berkarakter seperti ini yang akan jadi pemenang, yang akan tampil menjadi pemimpin,” jelasnya.
Menurutnya, ada dua jenis kepemimpinan, yakni formal dan informal. Kepemimpinan formal adalah kemampuan menggerakkan orang lain untuk mencapai tujuan. Jenis kepemimpinan ini dimiliki dan diterapkan oleh para pejabat struktural atau supra struktur (eksekutif, legislatif, yudikatif), dan infra struktur, dan parpol.
Sedangkan kepemimpinan informal yakni kepemimpinan yang dimiliki dan diterapkan oleh para tokoh masyarakat, tokoh adat, dan tokoh agama, dan oleh masyarakat sendiri di
lingkungannya masing-masing. she