in

Pencegahan Bullying Tanggung Jawab Bersama

Bupati dr Hj Eisti'anah SE didampingi Ketua PGRI Kabupaten Demak H Sapon SPd MPd dan Ketua Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Demak Haris Wahyudi Ridwan AP MSi berfoto bersama narasumber dan peserta seminar nasional tentang pencegahan bullying. Foto : sari jati

DEMAK (Jatengdaily.com) – Aksi bullying atau tindak kekerasan di dunia pendidikan akhir-akhir ini telah meresahkan banyak kalangan. Sebab tak hanya berimbas pada kesehatan fisik, namun juga berpotensi mengganggu psikhis atau mental korban.

Sehubungan itu PGRI Kabupaten Demak menyelenggarakan seminar Nasional dengan tema “Transformasi guru wujudkan pendidikan bebas buliying untuk Indonesia maju”, Minggu (12/11/2023). Selain Bupati Demak dr Hj Eisti’anah SE selaku keynote speaker, hadir sebagai narasumber adalah Ketua PGRI Jawa Tengah Dr H Muhdi SH MHum, serta Guru Besar Universitas Negeri Semarang Prof Dr DYP Sugiharto MPd.

Ketua PGRI Kabupaten Demak H Sapon SPd MPd menyampaikan, latar belakang diadakannya seminar nasional yang merupakan rangkaian HUT ke-78 PGRI dan Hari Guru Nasional tahun 2023 itu adalah keprihatinan pada mudahnya terpantik aksi bullying di lingkungan sekolah. Yang kini tak hanya terjadi di jenjang SMP dan SMA sederajat, namun juga di tingkat SD/MI.

“Di satu sisi, guru memiliki tugas utama mendidik, mengajar, melatih dan membimbing anak agar berkarakter baik, cerdas, pintar dan berperilaku baik. Namun seiring perkembangan teknologi sehingga berimbas perubahan mindset, ada kalanya proses mendisiplinkan siswa direspon orangtua atau anak didik secara berlebihan. Hingga tanpa melakukan kroscek, salah memaknai upaya guru mendidik anak mereka,” urai Sapon.

Oleh karena itu, dua narasumber berkompeten dihadirkan, berharap memberikan pencerahan bagi ratusan guru anggota PGRI peserta seminar. Sehingga memberi wawasan para guru dalam menciptakan suasana belajar yang nyaman, aman dan efektif.

Di sisi lain Bupati Demak dr Hj Eisti’anah berpendapat, mendidik dan mengajar anak tidak hanya tanggungjawab guru, namun ada peran orang tua juga di dalamnya. Begitu pula dalam pencegahan aksi kekerasan atau bullying di sekolah adalah tanggung jawab bersama. Sebab dibutuhkan komunikasi yang baik antara guru dengan orang tua atau wali siswa.

Mengenai bullying, lanjut bupati, saat ini butuh penanganan yang bersifat segera. Salah satunya bisa dilakukan dengan menciptakan suasana belajar yang aman dan nyaman bagi semua warga sekolah.

Jika komunikasi terjalin baik, bisa bersatu dan kerjasama antara semua pihak, optimis kasus bullying bisa ditekan dan hilang dari bumi Kota Wali. “Mari bersama jadikan pendidikan sarana sikap saling menghormati, empati dan kerjasama. Yang muda menghormati, yang tua menyayangi,” tandas Bupati Eisti’anah. * Rie-St

 

Written by Jatengdaily.com

Pelari Kenya dan Ethiopia Bakal Ramaikan Lomba Lari Borobudur Marathon 2023

Siswa di Kudus Antusias Unjuk Kreativitas pada Ajang Festival Teater Pelajar 2023