DEMAK (Jatengdaily.com) – Meski Kabupaten Demak tidak masuk 10 besar jumlah kasus HIV/AIDS terbanyak di Jawa Tengah, bukan berarti aman dari penyakit mematikan tersebut. Karena sebagaimana fenomena gunung es, temuan 847 kasus HIV/Aids sejauh ini, tidak menutup kemungkinan jumlah senyatanya yang belum terdeteksi lebih banyak lagi.
Demikian disampaikan Ketua Perhimpunan Konselor Voluntary Counseling and Testing (VCT) HIV Indonesia (PKVHI) Indonesia Kabupaten Demak Mohammad Tamsir SST SKep Ners pada acara Pod Cast Hari Aids Sedunia bertema ‘Cegah HIV, Stop Stigma’ bersama Radio Suara Kota Wali 104.8 FM, Jumat (01/12/2023). Turut hadir sebagai narasumber Titi Setyowati AMd, dari Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Demak.
Menurut Muhammad Tamsir yang akrab disapa Pak Pongky itu, ada tren peningkatan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Demak dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. Sejak pertama kali ditemukan pada pada 2003, jumlah temuan kasus ada tren peningkatan setiap tahunnya. dari semula 2 kasus terus bertambah hingga total sebanyak 847 kasus pada 2023.
“Sebagaimana fenomena gunung es, bisa jadi masih banyak kasus HIV/AIDS di luar sana yang belum terdektsi. Maka itu pemerintah daerah berkoordinasi KPA Kabupaten Demak giat melakukan screening dengan target semua segmen masyarakat. Sebagai upaya pencegahan sebaran dan penularan,” ujarnya.
Fenomena yang terjadi, lanjutnya, temuan orang dengan HIV/AIDS akhir-akhir ini didominasi kaum laki-laki, terkait hubungan laki-laki suka laki-laki (LSL). Bahkan tak sedikit di antaranya masih tergolong usia remaja. Hal ini terindikasi imbas pergaulan bebas yang tak terbendung.
Maka itu, selain menggiatkan screening, upaya pencegahan HIV/AIDS dilakukan juga melalui edukasi masyarakat tentang bahaya HIV/AIDS. Namun tanpa memunculkan stigma. Sebagaimana tema perbincangan yang dipandu Host RSKW Bagus Setiawan dalam rangka Hari Aids Sedunia 2023, ‘Cegah HIV, Stop Stigma’.
“Hal yang perlu ditekankan pada masyarakat adalah bagaimana turut berpartisipasi memerangi penyakit HIV/AIDS. Bukan menjauhi orangnya. Sebab sekali orang mengidap HIV/AIDS, maka dia tak akan lepas dari penyakit yang menyerang kekebalan tubuh itu. Seumur hidup harus mengonsumsi ARV, untuk itu sangat dibutuhkan dukungan moral,” kata Tamsir, yang juga Subkor MIK di Dinas Kesehatan Kabupaten Demak itu.
Semakin dini HIV/AIDS terdektsi, maka peluang hidup lebih lama akan diperoleh. Begitu pun penularannya dapat dicegah. Maka itu Titi Setyowati mengingatkan, bagi mereka yang memiliki atau melakukan hubungan berisiko dihimbau segera melakukan konsultasi dan tes vct.
“Terlebih ketika telah muncul gejala-gejala sakit yang lama tak sembuh seperti diare dan demam lebih dari sebulan. Disarankan untuk segera kunsultasi dan melakukan tes VCT. Semakin cepat terdeteksi, semakin cepat dilakukan pengobatan dan mencegah penularan ke orang lain,” pungkasnya. rie-St