SEMARANG (Jatengdaily.com) – Menjamurnya budaya asing yang masuk ke negeri ini, belum menggeser seni Kuda Kepang. Bahkan kesenian tradisional yang satu ini masih menjadi primadona masyarakat daerah. Seperti halnya pada pentas seni di Desa Sangkanayu, Kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga. Antusiasme warga untuk menikmati kesenian khas Kuda Kepang tersebut masih tinggi.
Hal ini terbukti pada saat, salah seorang anggota DPRD Jateng, Bambang Eko Purnomo menggelar kegiatan ‘Sosialisasi Kebijakan melalui Media Tradisional’ di Desa Sangkanayu. Warga setempat berbondong-bondong datang untuk menyaksikan kesenian tradisional tersebut. Anggota Komisi C DPRD Provinsi Jateng itu pun mengaku sangat mengapresiasi sikap warga yang masih menggemari kesenian lokal itu.
Dia mengakui, Kuda Kepang atau lebih dikenal dengan Ebeg sarat dengan filosofi budaya. Dalam diskusinya bersama praktisi kesenian dan tokoh masyarakat, Ebeg merupakan penggambaran orang yang sedang mabuk/ hidupnya tak teratur, tapi saat menggunakan ‘jaran’ maka keduanya menjadi harmonis dan serasi iramanya.
“Kesenian Ebeg itu tidak hanya menjadi tontonan, tetapi ada kajian yang terkandung di dalamnya,” kata B.E.P, sapaan akrabnya.
Untuk itu, Bambang berharap, sosialisasi melalui kesenian tradisional dapat terus dilanjutkan agar warga dapat berperan aktif dalam pelestariannya. Selain itu, perlu sinergi semua pihak agar kesenian tradisional tersebut bisa terus dikembangkan di tengah derasnya arus budaya populer. “Perlu juga pendidikan karakter SDM, khususnya anak-anak terhadap budaya daerah,” pungkasnya. Anf- St