SEMARANG (Jatengdaily.com)- Tim Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) Unissula melakukan penelitian mengenai pengaruh Tari Gambang Semarang sebagai pengembangan dari dance movement therapy. Mereka mengembangkan dance movement therapy dengan budaya lokal yang ada di semarang, yaitu tari Gambang Semarang.
Tim terdiri dari Wanda Nur Rahma Eka Nandia, beranggotakan Sofiana Ulya Sari, Shinta Hestiana Lestari, Selvania Orchiviani, dan Shinta Camilla Aulia. Di dampingi oleh dosen pendamping Falahsifatul Falah SPsi MA. “Kami mendapat apresiasi dari Kemendikbutristek yang memberikan dana sebesar Rp 6 juta melalui PKM tahun 2023 untuk melakukan riset ini” ujar Wanda Nur Rabu (18/10/2023).
Masa lansia dimulai dari umur 60 tahun sampai meninggal merupakan tahap perkembangan terakhir bagi manusia. Pada masa tersebut ditandai dengan adanya perubahan baik fisik, sosial, dan psikologis yang semakin menurun sehingga diperlukan adanya perawatan, kasih sayang, dan dukungan sosial dari keluarga maupun orang lain.
Tidak sedikit lansia yang tinggal di tempat lain, seperti di panti wreda. Salah satu penyebab dari kondisi tersebut yaitu karena tidak ada anggota keluarga yang ingin merawat lansia. Maka tidak jarang anggota keluarga yang menitipkan lansia di panti wreda. Jika seorang lansia tinggal di panti wreda, maka akan mengalami perubahan dalam hidupnya, salah satunya yaitu perubahan sosial.
Lansia akan tinggal dengan teman sebaya yang berbeda sifat dan karakter. Oleh karena itu, lansia harus bisa beradaptasi sehingga tidak merasa kesepian yang akan mengakibatkan turunnya kesejahteraan subjektif.
Penelitian ini dimulai dari Juli – Oktober 2023. Penelitian melibatkan 20 lansia dengan kriteria usia 60 tahun ke atas dan mampu melakukan gerakan tarian. Partisipan diajak menari tari Gambang Semarang dengan diiringi lagu tradisional dari tari gambang tersebut. Mereka melakukan intervensi selama 6 hari, 3 hari pertama diberikan 3 gerakan perharinya, untuk hari ke 4 dan 5 kami melakukan pemantapan gerakan dan hari ke 6 lansia menampilkan tari tersebut dengan menggunakan kostum tradisional. Teknik ini membantu individu mendapatkan kebahagiaan, kepuasan hidup, dan menurunkan stress.
Dance movement therapy (DMT) merupakan psikoterapeutik dengan menggunakan tarian dan gerakan di mana orang dengan berbagai usia dapat ikut serta dalam proses untuk memajukan integrasi emosional, fisik, kognitif, dan sosial. Dance movement therapy dapat diaplikasikan pada individu yang memiliki kesulitan atau kekhawatiran dengan masalah emosional, trauma, konflik, stres, untuk meningkatkan suasana hati, dan individu yang berkeinginan untuk meningkatkan komunikasi personal atau pemahaman diri.
Selain itu sebagai sarana interaksi antar sesama dan pelepas ketegangan sehingga tubuh menjadi lebih rileks.
Tari Gambang Semarang merupakan jenis tarian yang kreatif karena menggabungkan antara seni tari, vokal, musik, dan lawak. Maka dari itu tim kami mengkombinasikan dance movement therapy dengan tari Gambang Semarang.
“Dance movement yang dikembangkan oleh tim kami mengandung unsur budaya lokal dari Semarang, diharapkan dengan adanya inovasi ini dapat menjadi terapi yang mudah untuk dilakukan sekaligus dapat melestarikan budaya tradisional”, pungkas ketua tim Wanda Nur Rahma. she