in

Viral Pantun Butet, Sinyal Jokowi Bakal Endorse Capres Pejuang Rakyat dan Capres Tak Punya Beban Masa Lalu

Antonius Benny Susetyo

JAKARTA (Jatengdaily.com) – Pada puncak peringatan Bulan Bung Karno di Stadion Utama Bung Karno, Jakarta, Sabtu 24 Juni, seniman asal Yogyakarta Butet Kartaredjasa menggelar pentas monolog dan berpantun penuh sentilan. Bahkan sindiran terhadap capres yang akan bersaing dalam Kontestasi Pilpres tahun 2024 mendatang.

Pantun Butet dengan diksi-diksi rambut putih, menculik, dan air sedang parkir mendadak viral. Meskipun tak vulgar menyebut nama, masyarakat awam tentu sudah mahfum siapa yang menjadi ”sasaran tembak” putra maestro tari almarhum Bagong Kusudiardjo tersebut.

”Jagoan Pak Jokowi rambutnya putih, gigih bekerja sampai jungkir balik. Hati seluruh rakyat Indonesia pasti akan sedih jika kelak ada presiden hobinya kok menculik,” ujar Butet seperti sedang berpantun.

Pakar komunikasi politik Antonius Benny Susetyo menganalisis, pantun itu menunjukkan bagaimana Butet membaca realitas politik terhadap apa yang akan dipilih oleh Presiden Jokowi. Dan Butet, kata dia, meyakini bahwa Jokowi akan meng-endorse jagonya yang berambut putih dalam Pilpres nanti.

Benny menilai, meskipun secara simbolik Jokowi tidak secara terang benderang mengendorse salah satu capres salah satu. Namun secara bahasa gestur, mimik, dan bahasa komunikasi Pak Jokowi tidak bisa melepaskan diri dari ikatan partai yang membesarkannya.

”Kata-kata Jokowi yaitu berjuang bersama-sama untuk memenangkan Ganjar dan PDIP, tapi ke depannya secara simbolik, seperti yang dikatakan Butet, Jokowi akan memilih presiden yang berjuang untuk rakyat, berintegritas, tidak transaksional, dan tidak punya masalah di masa lalu,” tambahnya dalam keterangannya Minggu (25/06/2023).

Menurut budayawan ini, catatan Butet ini mungkin menarik untuk kita kaji secara mendasar karena apa yang dikatakan penulis dan penyair itu adalah, bahwa dalam demokrasi kepemimpinan ke depan itu jangan cari pemimpin yang transaksional, jangan cari pemimpin yang punya beban masa lalu, namun pemimpin yang berani untuk bekerja bersama rakyat.

Ditambahkan dia, pertarungan ruang publik antara panggung belakang dan depan adalah pertarungan perebutan wacana simbol. Maka simbol itu sangat penting dalam mempengaruhi keputusan politik yang akan diambil.

”Misalnya simbol pertemuan para partai politi dalam peringatan Bulan Bung Karno. Ini mengisyaratkan akan ada kejutan-kejutan dalam politik, karena sesungguhnya kekuatan politik tidak ada yang dominan, maka semua partai memperebutkan simbol-simbol itu menjadi penentu siapa yang mendapatkan kemenangan. Pada hakikatnya partai politik itu mencari posisi untuk meraih kekuasaan,” tambahnya.

Karena tidak ada dominasi kekuatan politi, lanjut Benny, maka dalam beberapa bulan belakangan akan banyak terjadi sharing kekuasan antarpartai.

”Akan ada perebutan simbol-simbol. Yang diperebutkan adalah simbolnya Pak Jokowi yang hingga kini masih dianggap masih memiliki relasi kuasa, dan dominasi yang kuat untuk menentukan siapa pemimpin yang didukung ke depannya dan punya potensi kemenangan,” pungkasnya. St

Written by Jatengdaily.com

Keren! Geliat Pelari dan UMKM Terasa di Friendship Run Semarang

Akhirussanah MIN 2 Demak Dimeriahkan Karnaval Budaya