in

FITK UIN Walisongo Jalin Kerja Sama dengan UNISSA Brunei Darussalam

Dari kiri: Nur Afiqah binti Ali Special Duties Officer Grade II / Assistant Registrar; Dr. Hafili (staf pengajar UNISSA); Dr Suleiman Mohammed Hussein Boayo (Staf Pengajar UNISSA); Dr Hussain bin Othman, Head of Undergraduate Programme; Dr Ahamad Faosiy Ogunbado, Head of Postgraduate Programme; Associate Professor Dr Anis Malik Thoha, Dean; Prof. Dr. Raharjo, M.Ed.St.; Ahmad Muthohar, M.Ag., Nasikhin, M.Pd.; Dr. Zul Amali (Staf Pengajar UNISSA.Foto:dok

SEMARANG (Jatengdaily.com) – Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (FITK UIN) Walisongo Semarang menjalin kerja sama dengan Universiti Islam Sulthan Sharif Ali (UNISSA) Brunei Darussalam (11/9/2024).

“Fakultas Manajemen Pengembangan Islam UINSSA, telah menyepakati kerja sama dengan FITK UIN Walisongo Semarang. Nantinya dalam kerja sama tersebut ada tiga hal, meliputi_joint lecturer_ atau _joint lecture_. Kedua, _joint seminar_, _international conference_, dan _training_. Ketiga, _research collaborative_,” tutur Prof Dr. Raharjo, M.Ed.St. yang didampingi Ahmad Muthohar, M.Ag dan Nasikhin, M.Pd.

Menurut Raharjo yang juga dosen FITK dan Ketua Prodi studi Islam S3 UIN Walisongo Semarang menjelaskan bahwa kerja sama ini bentuk komitmen UIN Walisongo untuk memperluas jaringan internasional.

Nanti dari UIN Walisongo Semarang akan mengajukan judul ke LP2M dan tim dari Brunei juga mengajukan judul ke Pusat Pentadbiran dan Penyelidikan (red.: Pusat Penelitian), lalu diintegrasikan.

Lebih lanjut Raharjo menjelaskan kerja sama yang berikutnya adalah _joint lecture_ dan _lecturer_ yakni pertukaran kelas atau penggabungan kelas secara online dan _offline_ (_blended_).

Dua kelas dari dua institusi disatukan dan dengan tim teaching, paruh semester yang awal dan paruh semester yang akhir dengan dosen dari salah satu institusi. Atau dosen dari Indonesia diundang sesekali untuk mengajar di Brunei dan dosen dari Brunei sesekali diundang untuk mengajar di Indonesia.

Kerja sama ini, menurut Raharjo memerlukan beberapa kesepakatan, antara lain: kapan mulainya semester, materi apa yang bisa disepakati diajar oleh dosen dari kedua institusi.

“Pada pertemuan perkuliahan, materi disampaikan oleh salah satu dosen, persiapan mahasiswa untuk bisa menerima bahasa asing sebagai bahasa pengantar, dan penyiapan dosen yang mampu menyampikan materi dengan bahasa pengantar bahasa asing (Arab, Inggris).”

“Kerja sama ini bisa dimulai di awal semester, setelah semua aspek itu disepakati. Di FITK sudah ada kelas ICP (_International Class Program_) dengan bahasa inggris atau bahasa Arab,” tegasnya

Research collaboration
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Anis Malik Thoha, Dekan Fakultas Manajemen Pengembangan Islam UINSSA menjelaskan bentuk kerja sama yang adalah research collaboration.

“Dalam penyusunan judul penelitian disusun oleh tim dari Indonesia, sedangkan tim dari Brunei membantu mengumpulkan data dan dijadikan co-author.”

“Kemudian dalam pelaksanaan teknis Dr. Baihaqi telah ditujuk sebagai co-reseacher untuk membantu melengkapi data dan mereview laporan akhir berupa artikel jurnal. Tetapi lebih dari itu, bisa dalam bentuk _joint grant_ (kerjasama dalam pembiayaan),” tambahnya.

Bentuk kerja sama yang lain, menurut Anis adalah _joint conference_, seminar, and training dapat dilakukan dengan mudah. Salah satu institusi mengadakan _conference_ atau seminar, institusi yang lain diundang untuk menjadi presenter.

Konferensi ini bisa dilakukan online atau offline. Nanti program ini bisa disosialisasikan kepada mahasiswa post graduate untuk mengikuti sebagai peserta. Semua kegiatan kerja sama tersebut diharapkan dapat berjalan terlebih dahulu, setelah itu baru dilakukan _Memorandum of Agreement_ (MoA) ditandatangani. St

Written by Jatengdaily.com

Dibuka untuk Umum, Berikut Tata Cara Berkunjung ke IKN

Dpaken, Band Anyar Asal Palembang Luncurkan Single Cerita Cinta Gandeng Meista Lomania