Kakak Asuh Semarang Bangkit Kembali: Menyemai Benih Pendidikan di Kota ATLAS

img_1727090627283

Setelah dua tahun vakum, Komunitas Kakak Asuh Semarang kini kembali bangkit dengan semangat baru dan komitmen kuat sebagai bentuk nyata kontribusi mahasiswa sebagai generasi muda terhadap masyarakat Semarang, khususnya dalam bidang pendidikan.Foto:dok

SEMARANG (Jatengdaily.com) – Setelah dua tahun vakum, Komunitas Kakak Asuh Semarang kini kembali bangkit dengan semangat baru dan komitmen kuat sebagai bentuk nyata kontribusi mahasiswa sebagai generasi muda terhadap masyarakat Semarang, khususnya dalam bidang pendidikan.

Komunitas ini didirikan pada bulan Oktober 2021 dan menjadi bagian termuda dari jaringan Kakak Asuh yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.

Meskipun sempat mengalami masa-masa sulit, Kakak Asuh Semarang kini siap untuk membawa angin segar bagi pendidikan anak-anak di Semarang dengan pendekatan yang inovatif dan berbasis kearifan lokal.

Pada Batch 6 kali ini, Kakak Asuh Semarang membawa tema besar berupa, “Memayu Hayuning Bawono, Ambrasto Dhur Angkoro”. Tema ini mencerminkan sebuah dedikasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan karakter dengan pendekatan yang holistik dan terintegrasi.

Dalam hal ini, Kakak Asuh Semarang berkomitmen untuk memperindah dunia melalui pendidikan yang berbasis pada kearifan lokal dan pembentukan karakter anak-anak.

Bentuk nyata dari kebangkitan ini, Kakak Asuh Semarang memulai kembali menyemai benih pendidikan melalui kegiatan pengajaran di wilayah RW 10 Kelurahan Bulu Lor Kecamatan Semarang Barat dengan penuh antusias dan semangat baru. Pengajaran pertama Kakak Asuh Semarang telah berhasil dilakukan pada Minggu, 11 Agustus 2024.

Pada pengajaran perdana ini, Kakak Asuh Semarang mengangkat tema pengajaran “Aku dan Diriku,” dengan subtema “Mengenali Siapa Aku.” Tujuan dari sub tema pengajaran ini adalah agar adik asuh dapat memahami konsep kebutuhan, keinginan, dan minat dalam diri mereka.

Dengan mengenali ketiga aspek tersebut, adik asuh diharapkan mampu membedakan antara kebutuhan primer, sekunder, dan tersier, serta menentukan minat yang dapat dikembangkan.

Lebih dari itu, adik asuh juga diharapkan mampu mengungkapkan kebutuhan, keinginan, dan minat mereka secara lebih jelas, sehingga dapat mengarahkan diri mereka menuju pengembangan diri yang lebih baik.

Pengajaran pertama ini diikuti oleh 37 adik asuh dengan rentang usia 5-12 tahun dari wilayah RW 10 Kelurahan Bulu Lor Kecamatan Semarang Barat. Pengajaran Kakak Asuh Semarang dirancang untuk tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral yang kuat dan membentuk karakter anak-anak.

Dalam hal ini, Komunitas Kakak Asuh Semarang menerapkan Kurikulum Berdaya yang menyerap nilai dari tiga paradigma utama: Voice of The Children, Pendidikan Holistik, dan Pendidikan Karakter. Dalam setiap sesi, Kakak Asuh yang terdiri dari mahasiswa terpilih, menggunakan metode pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan.

Mereka memanfaatkan berbagai media dan teknik kreatif untuk memastikan bahwa setiap anak dapat memahami materi dengan baik, sekaligus merasakan kenyamanan dalam proses belajar.

Permainan kearifan lokal digunakan sebagai alat untuk mendidik anak-anak, membantu mereka membentuk sikap yang santun, perilaku baik, dan memotivasi mereka untuk mengenali potensi diri serta terus belajar.

Dengan pendekatan ini, diharapkan anak-anak dapat mengembangkan rasa cinta kasih kepada diri sendiri, lingkungan, dan semesta, serta menghindari sifat-sifat tercela yang dapat merusak diri dan dunia.

Dengan bangkit kembalinya Kakak Asuh Semarang, komunitas ini berharap dapat memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan yang telah diperoleh untuk dapat memberikan dampak yang lebih besar di masyarakat.

Diiringi semangat “Memberi dan Membimbing,” Komunitas Kakak Asuh Semarang terus berupaya untuk menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan peka terhadap nilai-nilai budaya guna memberikan kontribusi positif bagi perkembangan pendidikan di Kota Semarang.

Maka dari itu, Kakak Asuh Semarang mengundang seluruh elemen masyarakat, termasuk para mahasiswa, orang tua, pendidik, dan organisasi lokal untuk berkolaborasi membangun sebuah gebrakan yang berdampak positif bagi pendidikan anak-anak di Kota ATLAS. St

Exit mobile version