Optimalisasi Pemanenan Air Hujan, Jamban Apung dan Pengembangan UMKM Berbasis Mangrove di Desa Timbulsloko Demak

Pelatihan pembuatan makanan berbahan mangrove yang telah 20 September 2024. Foto: dok
DEMAK (Jatengdaily.com)- Wilayah pesisir Kecamatan Sayung adalah daerah yang mengalami krisis sosio ekologis akibat adanya pembangunan di beberapa wilayah di sekitarnya.
Dampak dari kondisi ini adalah hilangnya persawahan dan kampung-kampung. Salah satu kampung yang saat ini juga telah berada di atas air adalah Dukuh Timbulsloko, Desa Timbusloko, Kecamatan Sayung, Demak.
Akibat lokasi yang berada di atas air maka akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak merupakan permasalahan yang dihadpi warga sehari-hari. Selain Dukuh Timbulsloko dukuh lainnya yang berdekatan mempunyai permasalahan yang hampir sama terkait pemenuhan air bersih yaitu Dukuh Bogorame. Namun di satu Dukuh Bogorame yang berbatasan langsung dengan laut mempunyai kawasan mangrove yang cukup baik dan telah dimanfaatkan sebagai olahan seperti kopi krupuk dan sirup.
Menyikapi hal itu, Tim Dosen dari Fakultas Teknik Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, beserta Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ekonomi Unissula, yaitu Dr. Mila Karmilah, ST., MT (Ketua Tim), Prof, Dr. Siti Thomas Zulaikhah SKM., M.Kes dan Dr. Siti Sumiati, S.E., M.Si. (Anggota) dan Fatchur Rachman ST, MT (anggota eksternal) membantu masyarakat di sana.
Mila Karmilah mengatakan, melalui Hibah Skema Pemberdayaan Berbasis Wilayah (PW) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi, mereka melakukan pendampingan terkait penerapan teknologi Jamban Apung dan Pemanenan Air Hujan (PAH), sosialisasi terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), sosialisasi pemanfaatan PAH sebagai salah satu alternatif pemenuhan air bersih dan air minum bagi warga di kawasan terdampak rob dan abrasi.
Selain itu potensi mangrove yang cukup banyak dan beragam, maka tim pengabdian juga memberikan pelatihan mengolah mangrove menjadi olahan siap saji (cendol) dan wedang mangrove. Sehingga tim pun membantu pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) warga, diantaranya dengan pelatihan pembuatan makanan berbahan mangrove.
Beberapa alat yang diberikan sebagai bagian peningktan kualitas dan kuantitas produk olahan mangrove adalah mesin pengering (oven), grinder kopi. ”Kegiatan ini dilakukan mulai bulan Juli 2024 hingga September 2024,” jelasnya. she