in

Kegiatan Perdana Satupena Kota Semarang Dinilai Unik

Sebagian peserta Bedah 2 Buku Satupena Kota Semarang berfoto bersama seusai diskusi di Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang. Foto:dok

SEMARANG (Jatengdaily.com) – Kegiatan perdana Satupena Kota Semarang cukup unik dan keren. Hal itu karena dalam kegiatan bedah buku kali ini yang dibahas dua buku, bukan hanya satu buku.

Demikian dikemukakan Ketua Satupena Kabupaten Semarang Tirta Nursari ketika menjadi narasumber dalam Bedah 2 Buku karya Marlin Monas dan Maya Dewi di Ruang Audio-Visual Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Semarang, Kamis, 25 April 2024.

Buku karya Marlin yang juga membidangi fiksi Satupena Kota Semarang adalah “Kugoreskan Semua” (kumpulan puisi), sedangkan karya Maya Dewi yang Wakil Ketua Satupena Kota Semarang berjudul “Sentini” (novel).

Kegiatan ini merupakan perdana setelah pengurus Satupena Kota Semarang periode 2024-2029 dikukuhkan Walikota Dr. HevearitaGunaryanti Rahayu sehari sebelumnya.

Dalam diskusi yang dipandu Ketua Bidang Riset Satupena Kota Semarang Nur Sitha Afrilia, Tirta Nursari memuji kegiatan bedah dua buku tersebut. Dua buku dibedah dalam waktu bersamaan merupakan sesuatu yang tidak biasa atau luar biasa.

Menurut Tirta, bedah dua buku ini juga mengisnpirasi, karena menghadirkan dua buku karya penulis lokal. Marlin mewakili semangat anak muda yang benar-benar mulai berkarya, dengan segala kepolosannya.

Sementara Maya Dewi dengan novel “Sentini” yang bertema komedi ini cukup cerdas menghadirkan karya yang mampu mengusik rasa penasaran pembacanya.

“Bedah buku tak harus menampilkan buku-bukunya karya penulis senior, tetapi penulis pemula, seperti Marlin perlu mendapat dukungan dan motivasi,” katanya seraya menambahkan, hal ini penting untuk menumbuhkan kepercayaan diri para penulis lokal atau calon penulis untuk berani dan lebih semangat dalam berkarya.

Narasumber lain, Ketua Bidang Media Satupena Kota Semarang Christian Saputro memuji Maya Dewi yang berhasil menggarap novel “Sentini” saat pandemi Covid-19 dengan latar Jakarta. Novel ini termasuk genre komedi situasi, yang memotret kehidupan kaum urban.

“Sebagai sebuah novel dengan 27 fragmen, karya Maya jni sangat menghibur.
Buku ini juga enak dinikmati, mengedukasi tetapi tidak menggurui,” ujarnya.

Christian juga mengapresiasi semangat Marlin dalam berkarya. Meskipun karyanya ini belum sepenuhnya layak disebut sebagai buku. Ia patut disebut sebagai manuskrip, karena belum memenuhi standar, misalnya belum ada ISBN.

Hadir dalam bedah dua buku yang berlangsung hangat itu antara lain Ketua Satupena Kota Semarang Dr. Fadjar Setiyo Anggraeni, Ketua Bidang Fiksi Satupena Jawa Tengah Bambang Iss Wirya, Ketua Kumandang Sastra Driya Widiana MS, dan Koordinator Satupena Kabupaten Grobogan Budi Utomo.St

Written by Jatengdaily.com

Silaturrahmi Merekatkan Hati

Tumbangkan Korsel, Timnas Garuda Muda Lolos Semifinal Piala Asia U-23 2024