SEMARANG (Jatengdaily.com)- Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto mengatakan, sedikitnya 11 provokator diamankan dan 34 orang mengalami luka-luka terdiri tujuh polisi dan sisanya warga, (namun dalam perkembangannya dikabarkan bertambah menjadi 43 orang) dalam demo di Pati, dimana warga menuntut Bupati Pati Sudewo mundur, pada Rabu (13/8/2025).
Berkembang kabar, jika ada korban dalam aksi demo tuntut Bupati Pati mundur, Artanto mengatakan, tidak ada korban jiwa, dalam demo tersebut.
”Awalnya, demo saat pagi hari berjalan aman, namun mulai siang datang kelompok provokator, mereka anarkis, melakukan pelemparan batu, kayu dan lainnya, sehingga aksi demo berjalan ricuh, situasi chaos (kacau). Massa tidak terkendali. Sehingga polisi dengan terpaksa menyemprotkan gas air mata,” jelasnya, Rabu sore.

Lebih lanjut menurutnya, polisi akan berjaga 24 jam di Pati, untuk memastikan keamanan warga. ”Kami menghimbau agar warga kembali ke rumah masing-masing,” jelasnya.
Polda Jateng dengan sejumlah unsur Sabhara, Brimob, Intelijen, Lalu Lintas, Kehumasan, dan unsur penguatan dari Polresta Pati akan terus berjaga 24 jam memantau situasi.
Sementara itu, pada sore hari, sebagian pendemo yang sebelumnya berkumpul di alun-alun pati dan merangsek untuk bisa masuk kantor bupati, berangsur pulang.
Bupati Temui Warga
Sementara itu, Bupati Pati, Sudewo menemui massa. Sudewo keluar dari mobil rantis polisi sekitar pukul 12.16 WIB. “Assalamualaikum wr wb. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, saya akan berbuat lebih baik,” ucap Sudewo.
Namun, saat bupati Pati hadir di hadapan warga dari mobil, warga melemparinya dengan aiu minum kemasan, sandal dan barang lainnya.
Sudewo justru dilempari air minum kemasan dan sandal oleh massa. Ajudan dan anggota Brimob yang berada di dekatnya segera melindungi Sudewo menggunakan tameng. Bupati pun kembali masuk ke dalam mobil rantis.
Demo sendiri terkait dengan rencana kenaikan PBB 250 persen (sudah dibatalkan), namun keinginan warga berkembang menjadi desakan untuk bupati Pati mundur. she