in

Inovasi Sosial Mahasiswa USM: Sulap Ember Jadi Sumber Pangan dan Pupuk Organik

Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Semarang (USM) di Kelurahan Rejosari, Kecamatan Semarang Timur, baru-baru ini mencuri perhatian warga. Foto:dok

SEMARANG (Jatengdaily.com) — Sebuah program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Semarang (USM) di Kelurahan Rejosari, Kecamatan Semarang Timur, baru-baru ini mencuri perhatian warga. Bukan karena acara seremonial atau kegiatan massal, melainkan karena sebuah inovasi sosial yang sederhana namun berdampak besar: budikdamber terintegrasi dengan produksi pupuk organik cair (POC).

Di balik program ini, berdiri sosok mahasiswi semester 6 Fakultas Hukum USM, Nuku Amalia, yang menjadi motor penggerak sekaligus inisiator gagasan unik ini. Bersama timnya, Amalia memperkenalkan sistem budi daya ikan dalam ember (budikdamber) yang tak sekadar menghasilkan ikan lele dan sayur kangkung, tetapi juga memanfaatkan limbah airnya sebagai pupuk cair organik yang punya nilai jual.

“Budikdamber memang bukan hal baru, tapi kami coba integrasikan dengan pengolahan limbah air kolam menjadi POC. Jadi, satu sistem bisa sekaligus menghasilkan pangan dan pupuk. Mandiri, murah, dan bisa dikembangkan warga,” terang Amalia saat ditemui usai pelatihan di RW 08 Rejosari.

Program ini dimulai dengan pelatihan intensif. Warga diajak belajar menyiapkan ember, mengenal proses aklimatisasi ikan lele, dan menanam kangkung dengan teknik sederhana menggunakan cup plastik. Tidak berhenti di sana, air kolam yang biasanya dibuang kini dikumpulkan dan difermentasi menjadi pupuk cair bernilai ekonomi.

Paduan Ilmu Hukum dan Rasa Sosial

Sebagai mahasiswi hukum, Amalia melihat lebih jauh dari sekadar teknik budidaya. Ia turut menyisipkan edukasi penting tentang legalitas produk pupuk jika suatu saat warga ingin memproduksi dan memasarkan secara luas.

“Masyarakat perlu tahu, menjual pupuk itu nggak sama dengan jualan kue. Ada izin edar, ada potensi hak kekayaan intelektual. Saya ingin bantu warga memahami sejak awal,” jelasnya.

Langkah ini menunjukkan bagaimana ilmu hukum bisa dibumikan dengan cara yang relevan, aplikatif, dan menyentuh kehidupan sehari-hari.

Apresiasi dari Pemerintah dan Warga

Lurah Rejosari, Ema Nurhayati, SE.MM, menyampaikan apresiasinya terhadap program yang menurutnya inovatif dan tepat sasaran.

“Bagus Mbak Amalia, program ini bisa memperkuat ketahanan pangan keluarga. Harapannya berkelanjutan dan bisa diadopsi warga lainnya,” ungkap Ema.

Respon positif juga datang dari masyarakat RW 08. Sosialisasi dan demo langsung yang dilakukan oleh tim KKN mendapat sambutan hangat. Beberapa warga bahkan telah mulai menerapkan sistem ini di halaman rumah mereka sendiri.

Semangat warga menjadi bukti bahwa pendekatan kolaboratif antara mahasiswa dan masyarakat bisa membuahkan perubahan nyata. Dalam satu ember sederhana, tersimpan potensi besar: pangan untuk keluarga, pupuk untuk tanaman, dan kesadaran hukum untuk masa depan.

Dengan empati, kreativitas, dan ilmu yang membumi, mahasiswa seperti Nuku Amalia menunjukkan bahwa pengabdian bukan hanya soal mengajar atau membangun fisik, tetapi menghadirkan solusi cerdas dan berkelanjutan dari masalah kecil yang selama ini dianggap biasa. St

What do you think?

Written by Jatengdaily.com

PSSI Bangun Ekosistem Pelatih, Erick Thohir: Jangan Ada Pelatih dan Pemain Titipan

Sinergi PKK Jateng dan USM, Langkah Nyata untuk Kesejahteraan Keluarga