Oleh: Tim Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Negeri Semarang
PADA era globalisasi dan revolusi industri digital, investasi dalam human capital semakin menjadi faktor kunci dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan daya saing ekonomi suatu negara. Pendidikan, pelatihan, dan kesehatan bukan lagi sekadar kebutuhan individu, tetapi juga strategi ekonomi yang harus diprioritaskan.
Menurut penelitian, kualitas sumber daya manusia sangat menentukan perkembangan suatu negara. Investasi dalam pendidikan dan pelatihan memungkinkan tenaga kerja beradaptasi dengan perubahan teknologi, meningkatkan efisiensi produksi, serta mendorong inovasi. Namun, tantangan seperti kesenjangan akses pendidikan, ketidaksesuaian keterampilan dengan kebutuhan industri, dan rendahnya kesadaran akan pentingnya pengembangan SDM masih menjadi hambatan.

Tak hanya bagi negara, investasi SDM juga menjadi kunci bagi perusahaan besar. Contohnya adalah PT Unilever Indonesia Tbk, yang telah lama mengimplementasikan program pelatihan dan pengembangan kepemimpinan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerjanya.
Melalui program seperti Unilever Future Leaders Program (UFLP) dan berbagai inisiatif kesejahteraan, perusahaan ini membuktikan bahwa investasi pada SDM berkontribusi langsung terhadap efisiensi, inovasi, dan daya saing bisnis. Pemerintah dan dunia usaha perlu berkolaborasi dalam merancang kebijakan investasi SDM yang berkelanjutan.
Optimalisasi anggaran pendidikan, pengembangan teknologi dalam pembelajaran, serta kerja sama internasional dalam program magang dan transfer ilmu menjadi langkah penting dalam membangun SDM berkualitas.
Human Capital: Kunci Daya Saing Ekonomi
Di era ekonomi global yang semakin kompetitif, kualitas sumber daya manusia menjadi faktor utama dalam mendorong pertumbuhan dan produktivitas suatu negara. Konsep human capital menekankan bahwa selain teknologi dan sumber daya alam, tenaga kerja yang terampil dan berpendidikan memiliki peran besar dalam pembangunan ekonomi.
Di Indonesia, dengan jumlah penduduk yang diperkirakan mencapai 284,4 juta jiwa pada 2025, investasi dalam peningkatan kualitas SDM menjadi kunci agar populasi besar ini dapat memberikan kontribusi maksimal. Investasi pada human capital bertujuan meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan tenaga kerja, sehingga berdampak positif bagi produktivitas ekonomi.
Pendidikan formal dan nonformal menjadi pondasi utama, disertai pelatihan keterampilan yang relevan dengan industri. Selain itu, faktor kesehatan, modal sosial, serta penguasaan teknologi berperan dalam membentuk tenaga kerja yang adaptif dan inovatif. Dengan pendekatan menyeluruh, pengembangan human capital dapat memperkuat daya saing nasional dan menghadapi tantangan ekonomi global.
Human Capital dan Produktivitas Tenaga Kerja
Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh pendidikan, keterampilan, pengalaman, serta kesehatan. Investasi dalam aspek-aspek tersebut memungkinkan tenaga kerja bekerja lebih efisien, kreatif, dan adaptif terhadap perubahan teknologi. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan pelatihan yang diterima, semakin besar kontribusi yang dapat diberikan kepada perusahaan dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Dalam konteks teori produksi, hubungan ini dapat dijelaskan melalui persamaan Y = f (L, K, H) yang menggambarkan peran human capital dalam peningkatan output ekonomi. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan dinamika ekonomi global, investasi dalam human capital bukan lagi pilihan, tetapi keharusan.
Sumber daya manusia yang unggul tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Di sisi lain, pendidikan bukan hanya soal menambah ilmu, tapi juga membentuk individu yang siap menghadapi perubahan dan terbuka terhadap ide-ide serta teknologi baru.
Pekerja yang terdidik umumnya memiliki aspirasi yang lebih tinggi dan mampu mengembangkan diri secara berkelanjutan. Namun, di tengah besarnya potensi tersebut, tantangan tetap ada. Akses terhadap pendidikan belum merata, pelatihan sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan industri, dan kesadaran akan pentingnya pengembangan keterampilan masih rendah.
Tantangan yang Dihadapi dalam Investasi Human Capital
Mengelola SDM di era digital menghadapi tantangan besar, terutama akibat transformasi teknologi yang cepat. Otomatisasi dan AI menuntut pekerja memiliki keterampilan baru agar tetap relevan. Masalah lain adalah ketidaksesuaian antara keterampilan tenaga kerja dan kebutuhan industri saat ini, yang menghambat produktivitas.
Selain itu, manajemen dan kepemimpinan yang lemah dapat menurunkan moral dan kinerja karyawan. Kualitas pendidikan yang rendah juga menjadi hambatan utama, ditandai oleh kurangnya fasilitas, tenaga pengajar berkualitas, dan akses yang tidak merata. Ketidaksetaraan sosial dan ekonomi semakin mempersempit kesempatan masyarakat untuk mengembangkan potensinya. Investasi dalam human capital punya dampak besar dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi.
Pendidikan pelatihan, kesehatan, serta keterampilan yang terus dikembangkan membuat tenaga kerja lebih siap menghadapi perubahan teknologi dan tuntutan industri. Contohnya, strategi Unilever Indonesia yang fokus pada pengembangan SDM terbukti pada meningkatnya efisiensi, inovasi, dan kualitas produksi.
Meski masih ada tantangan seperti ketidaksesuaian keterampilan dan kesenjangan akses pendidikan, sinergi antara pemerintah dan dunia usaha bisa jadi solusi untuk membangun tenaga kerja yang lebih kompetitif serta mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Sementara itu peran swasta tidak hanya sebagai penyerap tenaga kerja, tetapi juga sebagai mitra aktif dalam pelatihan, peningkatan ketrampilan, dan penciptaan lingkungan kerja yang adaptif terhadap perubahan zaman.
Tim Penulis
1. Wahyuni Dwi Nurlaela
2. Reva Aulia Zahwa
3. Aisyiah Rahma Azizah
Jatengdaily.com-st