in

Musim Hujan, Dinkesda Demak Perkuat Pencegahan DBD dan Zoonosis

Sekda Demak H Akhmad Sugiharto ST MT didampingi Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Demak dr H Ali Maimun MKes dan Ketua Komisi D DPRD Demak H Mu'thi Kholil berfoto bersama peserta rakor pencegahan DB dan zoonosis. Foto: Dok

DEMAK (Jatengdaily.com)- Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) Kabupaten Demak mengadakan rakor Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) serta zoonosis, Senin (10/02/2025). Agenda yang dipimpin Sekda Akhmad Sugiharto ST MT itu menindaklanjuti masih tingginya angka kematian akibat DBD, leptospirosis, hepatitis dan penyakit infeksius lainnya di Demak.

Kepala Dinkesda Kabupaten Demak dr H Ali Maimun MKes menjelaskan, masih tinggi angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular seperti DBD, leptospirosis, hepatitis, infeksi menular seksual (IMS), kusta, diare, dan ISPA. DBD sendiri menjadi perhatian serius dengan meningkatnya jumlah kasus dalam tiga tahun terakhir.

“Khususnya DBD, pada 2022 terdapat 305 kasus dengan 3 kematian, tahun 2023 sebanyak 285 kasus dengan 2 kematian, dan tahun 2024 meningkat menjadi 334 kasus dengan 4 kematian,” ungkapnya.

Untuk menanggulangi DBD, Dinkesda telah menerapkan berbagai strategi. Seperti pengasapan (fogging), Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J), pemberian bubuk larvasida, serta ikanisasi di tempat penampungan air. Namun, upaya ini masih belum menunjukkan hasil optimal, sehingga perlu penguatan peran masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang dilakukan secara rutin setiap minggu.

Selain DBD, menurut dr Ali Maimun, leptospirosis juga menjadi perhatian dengan tren peningkatan kasus. Pada tahun 2022 tercatat 42 kasus dengan 13 kematian, tahun 2023 meningkat menjadi 53 kasus dengan 6 kematian, dan tahun 2024 mencapai 65 kasus dengan 5 kematian.

“Penyebaran leptospirosis berkaitan erat dengan kondisi lingkungan yang kurang higienis. Sehingga memerlukan upaya pencegahan lebih lanjut, terutama dalam pengelolaan sampah dan pengendalian populasi tikus,” lanjutnya.

Selain itu dia juga menyoroti bahaya leptospirosis yang dapat menyebar melalui kencing tikus, terutama saat musim hujan dan banjir. Oleh karena itu, diperlukan sosialisasi yang lebih masif oleh Dinkesda dan Puskesmas kepada masyarakat dan sekolah-sekolah.

Di sisi lain, Sekda Akhmad Sugiharto menambahkan, saat musim hujan yang dibarengi banjir pastinya berpotensi menjadi sarang penyakit. Maka itu sebagai langkah konkret, pemda akan menggerakkan tim kerja bakti pasca banjir untuk membersihkan lingkungan terdampak guna mencegah penyebaran penyakit menular.

“Diharapkan, koordinasi lintas sektor dan lintas program ini dapat menghasilkan langkah-langkah strategis yang efektif dalam mengendalikan penyebaran penyakit menular di Kabupaten Demak,” tandasnya. rie-she

Written by Jatengdaily.com

Jelang Pelantikan Gubernur-Wagub Jateng, Nana Minta Jajarannya Pertahankan Kinerja Baik

Untag Semarang Resmi Buka Prodi Magister Teknik Sipil