DEMAK (Jatengdaily.com) – Curah hujan tinggi yang mengguyur beberapa hari terakhir, menjadikan sebagian wilayah Kecamatan Sayung terendam banjir. Diperparah serbuan air pasang laut, menjadikan kawasan pemukiman tergenang hingga kedalaman 30 cm hingga 1 meter.
Selain ribuan rumah tergenang, sebanyak tujuh sekolah juga terdampak. Bahkan meski halaman sekolah terkepung genangan air, beberapa sekolah tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM).
Salah satunya terlihat di SD Negeri Sayung 4. Murid-murid belajar bergantian di ruang kelas yang aman. Sebab dari delapan kelas yang ada, tiga di antaranya kebanjiran hingga sedalam 30 cm.
Nurhidayati, Kepala SD Negeri Sayung 4, menuturkan, banjir telah mengepung sekolah sejak lima hari lalu. Tepatnya saat anak-anak didiknya libur Isra’ Mi’raj Imlek lanjut dengan cuti bersama dan peringatan Hari Raya Imlek.
“Pastinya KBM terganggu. Namun kami mensiasatinya anak belajar di rumah kelas yang tidak kena banjir secara bergantian. Ruang Perpustakaan yang relatif aman juga kami manfaatkan untuk KBM,” ungkapnya, Jumat (31/01/2025).
Bahkan agar tak basah seragam mereka, murid-murid harus berjalan melipir di area yang tinggi. Sebelum masuk ke kelas masing-masing untuk mengikuti KBM.
Sementara itu, mendasar data Kecamatan Sayung, terdapat 1.500 rumah terdampak banjir di Desa Sayung. Selain itu ada pula 250 rumah di Desa Kalisari, dan 996 rumah di Desa Loireng. Serta satu rumah roboh dihempas angin kencang dan hujan deras di Desa Bulusari.
Camat Sayung Sukarman menuturkan, curah hujan tinggi beberapa hari terakhir menjadikan sejumlah desa terendam banjir serta rob. Terendam banjir akibat curah hujan ada tiga, yakni Sayung, Kalisari dan Loireng. Sedangkan terdampak rob ada enam, yakni Sriwulan, Sidogemah, Gemulak, Timbulsloko, Tugu, dan Surodadi.
“Mengenai banjir langganan di Desa Sayung, itu akibat letak geografisnya yang berada di cekungan. Sehingga solusinya adalah dengan pompanisasi. Sejauh ini belum ada warganya yang mengungsi karena banjir,” pungkasnya. rie-she