IMG-20250927-WA0004

Oleh: Rini Rahayu

Semarang selama ini dikenal luas sebagai Kota Lumpia. Namun, ada satu hal lain yang tak kalah penting: Semarang juga merupakan tempat lahirnya metode Qiroati, sebuah terobosan besar dalam pembelajaran Al-Qur’an di Indonesia.

Adalah H. Dachlan Salim Zarkasyi, putra Semarang yang lahir pada 28 Agustus 1928 dan pernah menimba ilmu di Pesantren Kauman Semarang, yang dikenal sebagai pendiri metode Qiroati.

Awal mula metode ini lahir dari keprihatinan H. Dachlan. Saat itu, ia mengamati aktivitas mengaji di musholla dan majelis tadarus di Semarang. Ada satu pertanyaan yang selalu mengganggunya:

“Mengapa anak-anak yang rajin mengaji, bahkan hafal huruf dari Alif hingga Ya, ternyata kesulitan membaca Al-Qur’an dengan benar?”

Kegelisahan itu kemudian melahirkan gagasan besar. H. Dachlan memperkenalkan metode baru, di mana santri tidak diajarkan mengeja, melainkan langsung diperkenalkan huruf dengan harakatnya.

“Anak dilarang mengeja Alif fathah A, tetapi langsung membaca A, Ba, Ta… dan seterusnya,” tutur Ustadz Misbahul Munir, Koordinator Pendidikan Al-Qur’an Metode Qiroati Cabang 2 Semarang yang juga murid langsung H. Dachlan.

Sejak 1968, metode Qiroati mulai dikenal dan kini telah menyebar ke berbagai pelosok Nusantara, memperkaya khazanah pendidikan Al-Qur’an di Tanah Air.

Jejak dan Warisan

Ahad, 28 September 2025 bertepatan dengan 6 Robi’ul Akhir 1447 H, sebanyak 39 siswa Program Pendidikan Guru Qiroati (PPGQ) Cabang Semarang 2 Angkatan XIII menggelar Khotmil Qur’an dan Imtihan di Hotel Muria, Semarang.

“Sejak awal hingga kini, sudah sekitar 200-an peserta PPGQ yang menerima syahadah,” ungkap Ustadz Shodikin, Sekretaris Koordinator Pendidikan Al-Qur’an Metode Qiroati Cabang Semarang 2.

Bagi H. Dachlan, tujuan Qiroati bukan sekadar melahirkan banyak pengajar atau menjual buku. Ia menanamkan satu cita-cita luhur:

“Saya ingin anak-anak bisa menjaga dan memelihara kehormatan Al-Qur’an, membacanya dengan benar (tartil) sesuai kaidah tajwid.”

Pada 20 Januari 2001, kabar duka datang. Azizah Dachlan, salah satu putri beliau, menyampaikan bahwa ayahandanya telah berpulang ke rahmatullah.

Kini, nama H. Dachlan Salim Zarkasyi terukir di salah satu batu nisan di pemakaman Bergota, Semarang.

Pesan Abadi

Belajar adalah kewajiban setiap Muslim, terlebih dalam memahami dan mengajarkan Al-Qur’an. Ustadz Syarifuddin, Koordinator Pendidikan Al-Qur’an Metode Qiroati Cabang Semarang 2, mengingatkan:

“Seperti janji Allah dalam Surat Al-Mujadalah ayat 11, Allah akan meninggikan derajat orang-orang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”

Pesan ini sejalan dengan sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Bukhari:

“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.”

Warisan H. Dachlan Salim Zarkasyi adalah pengingat agar kita selalu istiqomah dalam membaca dan mengajarkan Al-Qur’an dengan benar.

Mari terus menjaga semangat ini—membaca dengan tartil, mengajarkan dengan ikhlas, dan menjaga kesucian kalam Allah.

Hj. Rini Rahayu, M.Pd
* PPGQ Cabang Semarang 2 Angkatan XIII
* Alumni RRI Semarang
* Alumni S2 Manajemen Pendidikan Unnes
* Kominfo Dewan Masjid Provinsi Jawa Tengah.

Jatengdaily.com-St

Exit mobile version