Oleh: Avina Faizatul Aliyah
Email: a avinarzr245@gmail.com
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
STRATEGI pengajaran aqidah yang efektik itu sangat penting apalagi kepada kalangan generasi z yang mana generasi z ini sudah hidup di era digital dan globalisasi. Teknologi seluler dan internet telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari generasi Z.
Keberadaan smartphone memberikan akses cepat terhadap beragam informasi dan memfasilitasi koneksi dengan teman di berbagai belahan dunia melalui platform media sosial seperti Instagram, Twitter, dan TikTok. Generasi sekarang ini sudah sangat ahli dalam melakukan banyak hal secara digital sekaligus. Mereka bisa mengerjakan beberapa tugas berbeda dengan cepat dan efektif.
Selain buat ngobrol sama teman, media sosial juga jadi sumber penting buat cari informasi yang mereka butuhkan setiap hari. Generasi Z memiliki karakteristik kritis, cepat menyerap informasi, dan fokus pada relevansi makna dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran akidah perlu dirancang secara strategis dan terstruktur agar mereka dapat mengenali, memahami, menghayati, serta mengamalkan nilai-nilai keimanan secara mendalam dalam kehidupan mereka.
Jika generasi z ini kalo tidak disampingi dalam pembelajaran aqidah untuk meningkatkan imannya nanti akan ada efek samping yang akan merusak imannya, karena di dalam generasi z ini semua sudah dipengaruhi dengan dunia teknologi.
Pembelajaran akidah adalah fondasi penting dalam pendidikan agama Islam yang bertujuan untuk menanamkan keyakinan kepada Allah dan menginternalisasi nilai-nilai moral yang luhur. Strategi pengajaran yang tepat akan menghasilkan proses belajar yang efektif, kondusif, dan efisien sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.
Beberapa strategi yang terbukti berhasil meliputi ceramah interaktif, diskusi kelompok kecil, debat aktif, riset informasi, pembelajaran kolaboratif, pengajaran teman sebaya, serta evaluasi diri yang aktif. Pendekatan ini tidak hanya fokus pada penyampaian materi, tetapi juga pada pengalaman belajar yang memotivasi dan mendorong partisipasi aktif siswa secara maksimal.
Selain itu, strategi yang menekankan kedisiplinan, pembiasaan, dan keteladanan juga sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai spiritual pada generasi Z. Contohnya, penerapan disiplin waktu dalam ibadah berjamaah, pembiasaan membaca Al-Qur’an dan berzikir bersama, serta guru yang memberikan contoh melalui perilaku sehari-hari seperti bersikap ramah.
Strategi ini membantu membentuk karakter spiritual yang kuat dan berkelanjutan dalam kehidupan siswa, sehingga keimanan mereka tidak hanya sebatas pengetahuan tetapi juga tercermin dalam tindakan sehari-hari. (Nurul Jannah Ramadhanty et al., 2023).
Generasi z adalah generasi yang lahir disekitaran tahun 1990-2010 dimana generasi z ini tumbuh dan berkembang saat teknologi sudah sangat tinggi dan informasi yang sangat cepat sekali. Masa tumbuh generasi z imi secara pokok sangat dipengaruhi oleh datangnya dan bekembangnya pesat teknologi digital, termasuk seperti halnya internet yang berkecepatan tinggi dan juga media sosial yang banyak macamnya.
Salah satu yang sangat kelihatan dari generasi z ini adalah dalam kemahiran digital yang melekat sekali. Dan mereka tidak hanya terpapar pada teknologi sejak usia dini, tetapi juga tumbuh bersama teknologi digital. Mereka tumbuh diera meluasnya informasi, dimana rentang perhatian itu lebih cenderung lebih pendek dibandingkan generasi yang sebelumnya karena generasi z ini menanggapi seperti konten yang disajikan secara visual menarik, mereka menghargai informasi yang disajikan itu ringkas, mudah dicerna, dan langsung pada intinya. Tumbuh diera dimana informasi tentang berbagai isu global mudah diakses.
Karateristik yang melekat pada generasi z membawa implikasi yang signifikan dan mendalam terhadap bagaimana pembelajaran aqidah yang seharusnya dirancang, disampaikan, dan evaluasi agar dapat secara efektif menjangkau dengan generasi z. pembelajaran menjadi penting untuk memastikan bahwa nilai-nilai dan pemahaman aqidah dapat diinternalisasikan dengan baik oleh generasi digital ini.
Pada metode pembelajaran yang pendekatanya tradisional yang mana sering kali pasif yang berpusat pada ceramah satu arah menjadi model yang lebih interaktif. Penggunaan video animasi yang menarik, platform diskusi daring mana disana difasilitasi untuk bertukarang pikiran dan juga aplikasi pembelajaran yang interaktif itu semua dapat dijadikan patokam dalam meningkatkan keterlibatan dan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep aqidah yang mungkin abstrak.
Untuk generasi z ini terhadap konten visual dan ringkas, penyajian konsep-konsep aqidah yang kompleks perlu diubah menjadi format yang lebih menarik lagi secara visual, mudah dicerna, dan langsung pada poin utama menimbang agar pengajaran aqidah untuk menguatkan iman dari generasi z tetap efektif. Ajaran aqidah dengan konteks kehidupan nyata yang dihadapi oleh generasi z itu untuk meningkatkan relevensi dan internalisasi nilai-nilai agama.(Putri & Madiun, 2024).
Proses dalam pembentukan karakter dan pemahaman nilai-nilai keagamaan kepada generasi z memiliki urgensi dalam system Pendidikan. Dalam konteks ini pengajaran Aqidah memegang peranan sentral sebagai patokan kenyakinan dan perilaku yang berlandasan pada prinsip-prinsip keimanan.
Oleh karena itu pengajaran aqidah yang efektif untuk meningkatkan keimanan menjadi lebih berguna untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran dan juga pengalaman ajaran.(Azizah, 2022) Efektivitas pengajaran aqidah sagat di pengaruhi dalam pendekatan pembelajaran seperti halnya menggunakan metode ceramah mungkin ini bias jadi salah satu pilihan yang mungkin terjadinya respon atau diaolog timbal balik antara si penceramah dengan anak generasi z.
Kemudian diskusi kelompok kecil di saat sekolah dimana guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk mendiskusikan suatu topik terutama dalam pembalajaran akidah untuk meningkatkan iman anak generasi z dan membangun pemahaman bersama tentang konsep aqidah. Bisa jadi guru mendorong siswa untuk mencari informasi secara mandiri dari berbagai sumber dan kredibel termasuk sumber- sumber digital yang dapat meningkatkan kemadirian belajar dan memperluas wawasan mereka tentang aqidah, dan seorang guru hanya sebagai fasilitator yang membimbang dan mengarahkan proses pencarian.(Kontekstual, 2025).
Interaksi sosial memainkan peran penting dalam proses belajar, pengajaran dalam teman sebaya juga bias memberikan kesempatan bagi anak generasi z yang lebih memahami suatu konsep untuk menjelaskan kepada teman sebayanya. Metode ini tidak hanya memperkuat pemahaman anak generasi z tetapi juga membantu anak generasi z yang menerima penjelasan karena disampaikan dengan bahasa dan perpektif yang lebih dekat dengan mereka.
Di dalam sekolah guru juga harus menciptakan suasana belajar yang aman dan mendukung siswa hanya perlu merasa nyaman untuk bertanya, berpendapat, dan bisa jadi melakukan kesalahan tanpa dihakimi. Dan juga disekolah guru bisa mengajak seoramg murid untuk mengunjungu tempat- tempat yang bersejarah, Lembaga keagamaan atau melakukan kegiatan sosial yang relevan dengan nilai-nilai akidah. Anak generasi z ini bisa memanfatkan media visual dan audiovisual yang menarik penggunaan video atau infografis yang bisa membantu untuk pengajaran akidah secara efektif. (Nursiah et al., 2022)
Generasi Z, yang tumbuh di era digital dengan informasi cepat dan teknologi canggih, memiliki karakteristik unik yang menuntut strategi pengajaran akidah yang adaptif. Pendekatan tradisional kurang efektif bagi mereka yang terbiasa dengan visual ringkas dan interaksi cepat. Strategi efektif melibatkan pemanfaatan teknologi dan media digital, penyajian konten visual menarik dan ringkas, pendekatan interaktif seperti diskusi, keterlibatan aktif siswa, pembelajaran mandiri terbimbing, pembelajaran teman sebaya, lingkungan belajar yang aman, dan pengalaman langsung melalui kunjungan dan kegiatan sosial.
Tujuannya adalah menginternalisasi nilai akidah, sehingga tidak hanya dipahami secara kognitif, tetapi juga tercermin dalam tindakan sehari-hari, membekali generasi Z dengan landasan spiritual yang kuat di era digital. (Hasan & Zubairi, 2023). Jatengdaily.com-st