KUDUS (Jatengdaily.com)– Sepasang pengantin tebu bernama Sri Narendra Rosan Prakoso dari Peganjaran, Bae, dan Sri Ratu Rosan Ayu Nan Indah dari Tanjungrejo, Jekulo, diarak dari seberang jalan PG Rendeng Kudus menuju mesin giling, dengan diiringi musik dan kesenian barongan.
Setelah diarak, mereka diserahkan kepada pejabat pabrik dan kemudian dilemparkan ke mesin giling. Tebu-tebu pengiring pengantin juga diletakkan ke mesin penggiling.
Bupati Kudus Sam’ani Intakoris menyampaikan apresiasi pihak Pabrik Gula (PG) Rendeng, yang terus berupaya nguri-uri tradisi kirab pengantin tebu menjelang musim giling. Menurutnya, zaman dulu kirab nganten tebu disebut Nggantingi.
“Bagus, karena prosesi kirab nganten tebu dipertahankan sampai sekarang. Kalau dulu namanya Nggantingi,” terangnya, pada kirab pengantin tebu, Kamis (24/4/2025).
Sam’ani berharap, target produksi sebesar 20 ribu ton bisa terpenuhi, bahkan terlampaui. Dengan begitu, PG Rendeng dapat menyerap lebih banyak tebu dari petani dan Kabupaten Kudus swasembada gula.
“Kami yakin kalau produksi sesuai target, hasilnya pun banyak, petaninya ikut Sejahtera, sehingga bisa ikut berbagi dengan sesama,” ucapnya.
Direktur Keuangan PT Sinergi Gula Nusantara PG Rendeng, Harianto menyebut, proses penggilingan akan dimulai pada 4 Mei 2025. Ditargetkan, tahun ini PG Rendeng bisa menggiling tebu sebanyak 312 ribu ton selama 120 hari, kemudian dengan hitungan rendemen sebesar 7,15 persen, akan menghasilkan gula sekitar 20 ribu ton.
“Sebelumnya, target sekitar 10 ribu ton gula, kami hanya bisa menyelesaikan sekitar 90 persen target. Sekarang kami naikkan target gula sekitar 20 ribu ton,” ungkapnya.
Disampaikan, target tersebut sesuai dengan program Presiden RI. Beberapa upaya dilakukan untuk memenuhi target tersebut, di antaranya memperluas area menanam tebu, mendorong petani menanam tebu, dan menyediakan bibit tebu terbaik.
“Kami telah mengupayakan berbagai strategi, agar target terpenuhi,” ucapnya dilansir dari laman humas prov jateng, Jumat (25/4/2025). she