Pemkot Semarang Siapkan Rapid Test Massal Jelang ‘New Normal’

SEMARANG (Jatengdaily.com) – Pemerintah Kota Semarang kini mempersiapkan tatanan normal baru atau new normal. Sejumlah organisasi pemerintah daerah (OPD) menyiapkan inovasi atau upaya yang dapat diterapkan pada new normal nanti, termasuk Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, rapid test maupun swab test nantinya akan tetap dilakukan saat tatanan new normal. Pihaknya telah menyiapkan 5.000 alat rapid test.
“Kami sudah menyiapkan rapid test lima ribuan. Persiapan itu hanya untuk new normal. Kalau rapid test yang kemarin-kemarin hampir 15 ribu,” kata Hakam, Kamis (28/5/2020).
Hakam juga menyiapkan 12.500 alat virus transport media (VTM) untuk swab test pada tatanan new normal nanti. Pihaknya, memang lebih memperbanyak alat swab test dibanding rapid test.
Pasalnya, rumah sakit rujukan untuk pemeriksaan swab test di Semarang sudah semakin bertambah. Saat ini, ada tiga rumah sakit rujukan pemeriksaan swab test yakni RSUP Dr Kariadi, RSUD KRMT Wongsonegoro, dan Rumah Sakit Nasional Diponegoro.
“Melalui tiga itu, harapannya pasien bergejala, pasien dalam pengawasan (PDP) tetap tertangani, dan proses diagnostik apakah covid-19 atau negatif tetap dilakukan,” tambah Hakam.
Dikatakan Hakam, petugas saat ini terus melakukan rapid test maupun swab test dengan menyasar tempat-tempat umum seperti pusat perbelanjaan, pasar tradisional, tempat nongkrong anak muda, serta tempat lain yang aktivitasnya tidak menerapkan protokol kesehatan secara maksimal.
“Dengan rapid test merupakan upaya kami menuju new normal. Kami harus memastikan area publik. Itu yang kami sasar duluan. Begitu new normal dimulai, di pusat hiburan atau apa kami menuju ke arah sana,” tambahnya.
Begitu menemukan kasus positif di area publik, sambung Hakam, Pemkot akan menutup area tersebut untuk dilakukan sterilisasi. Sekaligus, petugas Dinas Kesehatan akan melakukan tracking atau penelusuran orang yang kontak dengan pasien covid-19.
“Di Java Mall beberapa hari lalu, ada tiga mall yang telah kami sasar. Paragon, Java Mall, dan Ada Swalayan. Kalau bisa nanti semuanya. Kami akan agendakan ke tempat yang banyak orang dan tidak menerapkan protokol secara disiplin, termasuk pasar-pasar,” ucapnya.
Menurut Hakam, kunci menuju new normal yakni kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan serta gerak bersama seluruh elemen mewujudkan hal tersebut. Karena itu, dia meminta seluruh unsur elemen untuk turut terlibat mencegah penyebaran Covid-19.
“Bila pemerintah saja tidak mungkin. Pewarta, pengusaha, masyarakat harus terlibat. Masyarakat sendiri jadi garda terdepan,” imbuhnya.
Sebelum pelaksanaan skema ‘New Normal’ atau sebuah aktivitas normal yang baru di Ibu Kota Jawa Tengah, Pemerintah Kota Semarang meningkatkan tes massal Covid-19 kepada masyarakat di sejumlah tempat.
Tidak hanya di tempat – tempat umum dan usaha, tes massal yang dilakukan oleh Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Semarang juga masuk ke area pelayanan publik. Pelayanan area pelayanan publik itu, tes massal dilakukan di Polrestabes Semarang dan Kejaksaan Negeri Kota Semarang, dimana seluruhnya non-reaktif.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan jika tes massal memang ditingkatkan menuju skema ‘New Normal’ di Semarang. “Kami memang meningkatkan tes massal secara acak, terutama di tempat – tempat keramaian. Alhamdulillah, bisa dilakukan dengan baik, kalau yang kemarin salah satunya di mal Paragon hasilnya semua negatif,” ungkap Wali Kota yang akrab disapa Hendi.
Hendi menambahkan, tinggal nanti kita lihat hasil selanjutnya. “Insya Allah, Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) tahap kedua ini akan jauh lebih baik persiapannya menuju new normal,” tambahnya.
Tak hanya meningkatkan test massal, Hendi juga menyebutkan jika Pemerintah Kota Semarang bersama Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Semarang, pun berupaya meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang SOP kesehatan.
“Kami sekaligus sosilaisasi kepada masyarakat, bagaimana nanti kemungkinan yang akan terjadi dalam penerapan new normal dengan SOP kesehatan, dan bagaimana kedisiplinan masyarakat menjadi point penting,” tegas Hendi.
“Ingin sehat ? mari berdisiplin, kami terus sampaikan pemahaman – pemahaman kepada mayarakat bahwa, Covid-19 ini bahaya tapi bisa dihindari dengan SOP kesehatan,” tekannya.
Di sisi lain, menjelang dipastikannya penghentian PKM pada tanggal 7 Juni 2020 dan beralih pada skema New Normal mulai tanggal 8 Juni 2020, Hendi juga menunggu masukan dari berbagai pihak untuk mendapatkan konsep yang tepat, dan tidak menimbulkan dampak buruk pada sisi mana pun.
“Masih ada waktu dan kesempatan mempersiapkan protokol terbaik melindungi warga, akan dibahas pada 6 Juni mendatang, sebagai persiapan sebelum 7 Juni PKM usai, dan New Normal mulai 8 Juni,” kata Hendi menjelaskan.
Menurut rencana tidak akan ada penambahan penutupan jalan seperti saat diberlakukannya PKM, maka dari itu protokol aktivitas masyarakat harus dibicarakan secara detail.Ugl–st