Loading ...

Musim Kemarau, 33 Desa di Kabupaten Semarang Rawan Kekeringan

0
Heru Subroto bpbd

Heru Subroto, Kalakhar BPBD Kabupaten Semarang. Foto : Budhi

UNGARAN (Jatengdaily.com) – Sedikitnya 33 desa yang tersebar di 14 kecamatan wilayah Kabupaten Semarang masuk kategori rawan kekeringan yang berdampak krisis air bersih saat musim kemarau. Badan Meteorologi Krimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bulan Juni 2019 sudah masuk musim kemarau.

‘’Dari penjelasan BMKG tadi pagi, bulan Juni sudah masuk musim kemarau. Puncak musim kemarau adalah bulan September. Di beberapa daerah disampaikan lewat peta, musim kemarau hampir menyeluruh di Jawa Tengah,’’ kata Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Semarang, Heru Subroto, Selasa (11/6/2019).

Heru mengungkapkan, tahun 2018 lalu ada 33 desa di 14 kecamatan wilayah Kabupaten Semarang yang berpotensi mengalami kekeringan saat musim kemarau. Sehingga warga di wilayah kekeringan mengalami kesulitan air bersih. ‘’Musim kemarau tahun lalu ada 3 kecamatan yang mengalami krisis air bersih paling parah, yakni Bringin, Bancak dan Kecamatan Suruh,’’ bebernya.

Heru mengungkapkan, saat musim kemarau tahun lalu sumber-sumber air yang ada di tiga kecamatan tersebut tidak ada airnya. ‘’Kalau mau membuat sumur artetis, di wilayah tiga kecamatan tersebut sulit untuk mencari titik sumber air. Sehingga masyarakat belum mengarah ke sana (membuat sumur artetis),’’ ujarnya.

Menurut Heru, selama ini upaya penanganan krisis air bersih saat musim kemarau sifatanya jangka pendek dengan memberikan bantuan air bersih. Untuk solusi jangka panjang, BPBD bersama lintas relawan melakukan penanaman pohon di sekitar sumber-sumber air wilayah kekeringan.

‘’Diharapkan masyarakat bisa memelihara tanaman yang sudah kita tanam beberapa tahun lalu. Kalau pohonnya sudah besar jangan ditebang, syukur bisa ditambahi tanaman lagi untuk pertahanan air di sumber-sumber air yang ada di desa tersebut,’’ tandasnya.
Heru menjelaskan, Pemkab Semarang sudah disiapkan persediaan bantuan air bersih untuk mengantisipasi krisis air bersih pada musim kemarau. APBD Kabupaten Semarang 2019 mengalokasikan bantuan air bersih sebanyak 307 tangki.

‘’Tahun ini dialokasikan 307 tangki dengan kapasitas 5.000 liter per tangki. Jadi ketika ada wilayah kesulitan air bersih terdampak kekeringan kita siap bantu air bersih, silahkan melapor ke BPBD melalui desa/kelurahan, nanti akan kita droping bantuan air bersih,’’ ungkapnya.
Heru membeberkan, pada musim kemarau tahun 2018 lalu permintaan bantuan air bersih cukup banyak. Bahkan kebutuhan air bersih di wilayah kekeringan melebihi dari alokasi bantuan air bersih yang disiapkan oleh Pemkab Semarang.

‘’Alokasi bantuan air bersih tahun 2018 sebanyak 308 tangki, sedangkan kebutuhannya mencapai 600-an tangki sehingga kita minta bantuan provinsi. Ada juga bantuan dari beberapa perusahaan di Kabuupaten Semarang meskipun hanya 2 tangki sampai 5 tangki,’’ pungkasnya. rus-yds

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *