Industri Mendominasi Kinerja Ekonomi

Oleh Irma Nur Afifah, SST, MSi
Statisti Muda BPS Kabupaten Kendal
KONDISI perekonomian global dan bisnis secara umum terus membaik, terlihat dari nilai Indicator Purchasing Manager’s Index (PMI) dengan nilai diatas 50 sepanjang Oktober-Desember 2021, lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu, ungkap Margo Yuwono Kepala BPS dalam pers rilis pertumbuhan ekonomi 7 Februari. Beliau lebih lanjut menyampaikan catatan-catatan peristiwa penting yang menjadi reasoning bahwa kondisi ekonomi terus membaik pada triwulan 4 (q-4) 2021.
Catatan peristiwa penting lainnya adalah bahwa kinerja ekonomi mitra dagang Indonesia seperti Tiongkok, Amerika Serikat, Korea Selatan, Singapura, Hongkong, Uni Eropa yang merupakan negara tujuan ekspor Indonesia, tumbuh positif.
Data menunjukkan share ekspor Indonesia ke Tiongkok sebesar 25,8 persen, dengan laju pertumbuhan ekonomi 4 persen, Amerika Serikat dengan share ekspor dari Indonesia sebesar 11,8 persen, laju pertumbuhan ekonominya sebesar 4,5 persen, demikian pula negara tujuan ekspor lainnya juga tumbuh positif. Hal ini mengindikasikan bahwa pandemi yang berangsur-angsur mulai kondusif, menunjukkan geliat ekonomi yang optimis seiring penanganan COVID19 yang serius dari pemerintah.
Kombinasi antara kondisi pandemi yang relatif terkendali, tren pemulihan ekonomi global yang terus berlanjut, dan stimulus fiskal mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi selama q-4-2021.
Kinerja Ekonomi Indonesia
Kasus COVID19 varian delta pada q-4 mulai menurun sangat signifikan, aktivitas mobilitas penduduk pun mulai cenderung normal. Aktivitas transportasi di semua moda angkutan meningkat signifikan, baik angkutan udara, laut maupun darat, masing-masing kenaikannya impresif secara q-to-q sebesar 155,32 persen, 19,75 persen dan 110,71 persen.
Demikian halnya dengan rata-rata tingkat hunian kamar yang linier dengan aktivitas mobilitas penduduk dan transportasi, dimana aktivitas Biro Perjalanan Wisata yang full book selama Oktober-November pasca PPKM level 2 ke level 1, selain itu paket meeting juga full book di akhir tahun. Aktivitas yang impresif tersebut mengindikasikan bahwa kejenuhan masyarakat untuk bersosialisasi, berwisata dan aktivitas lainnya terkompensasi sepenuhnya di q-4.
Realisasi Belanja Negara di q-4 dengan program pemulihan ekonomi juga meningkat, belanja barang dan jasa meningkat 72,8 persen (q-to-q), dan naik 25,1 persen (y-o-y). Realisasi belanja modal, naik 133,7 persen (q-to-q) dan 10,6 persen (y-on-y). Realisasi bantuan sosial naik 43,5 persen (q-to-q) dan naik 23,5 persen (y-on-y). Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada q-4 meningkat sebesar 55,2 persen (q-to-q) dan menurun 10,1 persen (y-o-y).
Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tercatat masing-masing meningkat sebesar 18,5 persen dan 5,1 persen (q-to-q), sedangkan secara y-o-y masing-masing meningkat sebesar 10,1 persen dan 15,2 persen.
Pada q-4 tahun 2021 dapat dikatakan bahwa kinerja ekonomi dilihat dari nilai PDB adhb konstan yang menghasilkan turunan pertumbuhan ekonomi secara q-to-q sebesar 1,06 persen, c-to-c meningkat sebesar 3,69 persen, dan tumbuh 5,02 persen (y-o-y).
Perkembangan ekonomi secara q-to-q, dapat untuk melihat pola seasonal, terlihat bahwa q-4 selalu terjadi konstraksi ekonomi. Hal menarik di tahun 2021 bahwa semua kegiatan yang sempat delay di q-3, terkompensasi pulih kembali di q-4 sehingga tumbuh positip sebesar 1,06 persen. Pertumbuhan ekonomi q-4 sebesar 5,02 persen (y-o-y). Dapat disimpulkan bahwa kinerja perekonomian q-4 tahun 2021 tumbuh positif dengan data yang menggambarkan kondisi ekonomi dan fenomena yang selaras.
Dominasi Kategori Industri
Melihat lebih dalam struktur perekonomian pada q-4-2021, terlihat bahwa semua lapangan usaha tumbuh positif kecuali jasa keuangan yang terkontraksi -2,59 persen. Hal ini disebabkan adanya perlambatan jasa intermediasi perbankan akibat penurunan pendapatan dari berbagai usaha asuransi.
Lapangan usaha dengan pertumbuhan nilai tambah yang relatif besar pada q-4-2021 adalah Jasa Kesehatan (12,16%), Transportasi & Pergudangan (7,93%), Pengadaan Listrik & Gas (7,81%), Informasi & Komunikasi (6,21%), Perdagangan (5,56%), Pertambangan (5,15%), dan Industri Pengolahan (4,92%).
Selama q-4, terjadi ekspansi pada industri manufaktur, data Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI) menunjukkan pencapaian sebesar 50,17 dan meningkat baik secara q-to-q maupun y-on-y (sumber: Bank Indonesia). Industri pengolahan pada q-4 tumbuh 4,92 persen, didorong karena pertumbuhan industri alat angkutan 22,61 persen sebagai akibat adanya insentif BBNKB dari Pemerintah, selain itu industri logam dasar tumbuh tinggi didorong produksi timah, nikel dan bouksit, industri batubara dan migas (BBM, LPG) tumbuh positif. Industri tekstil tumbuh karena meningkatnya permintaan domestik dan luar negeri, kemudian industri makanan dan minuman juga tumbuh.
Industri Pengolahan adalah sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 1,01 persen, dengan share yang dominan yaitu sebesar 18,8 persen terhadap total PDB, disusul kategori perdagangan 0,71 persen dengan share terbesar kedua sebesar 12,71 persen. Dominasi industri pada kinerja perekonomian dari waktu ke waktu sejalan dengan industrialisasi 4.0 yang dimulai sejak 2011 yang lalu dan terjadi akselerasi sebagai dampak percepatan arus informasi dan teknologi.Jatengdaily.com-st