Siapkan Kurikulum MPWK, FT Unissula Libatkan Alumni Gelar Public Hearing
SEMARANG (Jatengdaily.com) – Fakultas Teknik Unissula sedang mempersiapkan kurikulum Magister Perencanaan Wilayah dan kota (MPWK). Penyusunan kurikulum MPWK salah satunya dilakukan melalui public hearing dengan melibatkan alumni (lulusan perencanaan wilayah dan kota/planologi) dan stakeholder pengguna (user) baik dari instansi pemerintah, swasta maupun lembaga swadaya masyarakat.
Dengan public hearing ini diharapkan adanya masukan untuk kurikulum MPWK dengan mempertimbangkan link and match, sinergi antara dunia pendidikan dengan dunia industri. Sehingga nantinya dihasilkan alumni (sumber daya insani) yang handal sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, dunia usaha serta dunia industri.
Hal itu disampaikan oleh Dr. Ir. Mohammad Agung Ridlo, MT sebagai ketua tim persiapan pembukaan program studi MPWK FT UNISSULA. Public hearing dilakukan secara daring dan bertahap melalui aplikasi zoom meeting dan melalui pengisian google form oleh para alumni. Public hearing dihadiri oleh pimpinan instansi pemerintah, swasta, lembaga swadaya masyarakat maupun alumni.
Prof. Dr.sc.agr. Iwan Rudiarto, S.T., M.Sc ketua Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia (ASPI) menjelaskan bahwa dalam pendidikan magister hendaknya disiapkan kurikulum yang mempunyai keilmuan dengan kompetensi khusus, sifatnya generic (ilmu pengetahuan) baik keilmuan government, economic, spatial, planning process maupun planning discuss. Selain itu juga dipersiapkan mata kuliah pilihan sebagai spesialisasi kompetensi mahasiswa.
Ir. Arief Djatmiko, MA Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperakim) Jawa Tengah menyampaikan bahwa saat ini dalam perencanaan pembangunan dibutuhkan planner yang memiliki kemampuan verifikasi data base yang berorientasi pada masyarakat. artinya pelibatan dan peran serta masyarakat dalam pembangunan sangat penting, tidak sekedar pendekatan top down.
Selain itu juga dibutuhkan kemampuan planner s2 untuk melihat perkembangan kota yang pesat, yang selanjutnya dapat mendesain kota maupun desa berbasis teknologi. Untuk mata kuliah pilihan juga dapat mengangkat isu skala lokal seperti bagaimana pendistribusian kebutuhan perumahan permukiman bagi masyarakat miskin berpenghasilan rendah.
Muhammad Luthfi Eko Nugroho, ST, MT Kepala Bidang Perencanaan Perekonomian Bappeda Kota Semarang menjelaskan bahwa selaku user bidang planologi masih punya kegiatan seperti penyusunan RDTR, RPJMD, KLHS, RPJMD, kajian pesisir non urbanized dan pesisir urbanized (untuk kota-kota besar). Selain itu pembangunan daerah masih berkonsentrasi pada pembangunan rendah karbon, adaptasi/mitigasi perubahan iklim (gas rumah kaca).
Agus Rochani, ST, MT direktur utama konsultan CV. Tunas yang juga dosen PWK FT UNISSULA memberi masukkan bahwa kurikulum sesuai dengan Amanat UNISSULA yaitu kurikulum berbasis islam. Selain itu juga perlu diajarkan islam dan filsafat ilmu pengetahuan serta pembelajaran kota-kota islami yang dapat direfleksikan pada perubahan jaman, perbedaan paradigma kehidupan masa lampau dan masa kini.
Hendarto, ST Direktur Konsultan Tumbuh Jaya Disain memberi masukan bahwa pekerjaan yang dihadapi masa depan masih berkaitan dengan masterplan drainase, persampahan, limbah, transportasi, dan perumahan. Selain itu juga perlu mempertajam materi manajemen pertanahan dan konsolidasi lahan.
Lale Hartika Wulan, SP, MT dari Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Jawa Tengah menekankan bahwa planner lulusan S2 harus memiliki nilai kompetitif; skill dari keilmuan, teori dan analisis, menyusun konsep dan bersertifikat keahlian.
Public hearing ini juga dihadiri oleh Ahmad Qhoirudin dari komunitas Hysteria, Patria Rizky Ananda dari WALHI Jawa Tengah serta para alumni PWK FT Unissula yang menyampaikan usulan sebaiknya kurikulum memuat materi pengajaran tentang leadership, entrepreneurship, revolusi digital, smart city dan geographic information system (GIS) serta materi di bidang keciptakaryaan.st