Tak Ada Kata Terlambat untuk Belajar Alquran

SEMARANG (Jatengdaily.com)- Meskipun masih terbata-bata dalam mengeja huruf per huruf ayat Alquran, namun para ibu yang rata-rata sudah paruh baya tersebut tampak terus semangat untuk bisa membaca ayat suci Alquran dengan lancar.

Mereka adalah warga yang tinggal di Kelurahan Pekunden Kecamatan Semarang Selatan yang tiap pagi berkumpul belajar membaca Alquran, bertempat di serambi Masjid Al-Muhsin Kelurahan Pekunden Kecamatan Semarang Tengah Semarang atau tepatnya di Belakang Gedung Balaikota Semarang.

Uniknya, mereka para ibu dipandu (semak) oleh seorang pegawai negeri atau ASN di Kota Semarang sebagai guru atau ustadzah. Selain itu, mereka rela antri bergantian. Disatu sisi seorang ibu di semak, di satu sisi ibu lain deres (belajar) membaca sebelum disemak.

Bu Nanik (57), salah satu warga RT 2 RW 1 Kelurahan Pekunden mengaku, tidak malu belajar membaca Alquran, meskipun masih menggunakan bacaan Iqra’.

“Saya ingin bisa, jadi tidak malu. Meskipun ini seperti anak TPQ masih belajar mengeja huruf per huruf Alquran,” ujarnya saat ditemui di lokasi, Senin, (19/8/2019).

Menurut Ibu yang sudah masuk jilid lima ini mengatakan, belajar Alquran tidak mengenal usia selain itu juga untuk mencari ilmu. Tidak ada kata terlambat untuk belajar Alquran.  “Harapanya bisa lancar membaca Alquran dan juga bisa sebagai bekal di akhirat nanti,” harapnya.

Hal serupa juga disampaikan Bu Yatmini (74), warga RT 1 RW 1 Kelurahan Pekunden mengaku senang, kegiatan mengaji ini dilakukan secara bersama-sama oleh ibu-ibu.

Menurutnya, kegaitan ini sangat membantu para ibu khususnya yang belum bisa membaca Alquran. “Seneng, ada yang mau mengajar apalagi gratis,” ungkapnya.

Ternyata ustadzah tersebut adalah Farida Usriyah (45), seorang ASN sebagai Penyuluh Agama Islam di Kementerian Agama Kota Semarang.

Ibu kelahiran Kudus itu mengatakan kegiatan ini dinamakan Majlis Taqlim  Al-Muhsin yang diikuti kurang lebih 12 warga yang tinggal di RT 1 sampai 6 RW 1 Kelurahan Pekunden Semarang.

“Kegiatan ini dilaksanakan seminggu dua kali setiap hari Senin dan Rabu mulai pukul sepuluh pagi hingga selesai,” ujarnya.

Sementara kegiatan ini sudah dilaksanakan sejak Juli 2018. Mereka rata-rata menggunakan bacaan Yanbu’a dan Iqra sebelum masuk membaca Alquran.

Menurut Ibu yang bertugas di KUA Semarang Tegah tersebut mengaku kegiatan ini atas inisiatif sendiri. “Awalnya ibu-ibu adalah warga binaan saya saat mengikuti kegiatan pengajian bulanan. Melihat antusias pengen belajar Alquran akhirnya saya tawarkan dan ternyata antusias ibu-ibu semangat ingin bisa membaca Alquran sangat banyak,” jelasnya.

Berjalan setahun, Ibu Farida panggilan akrabnya mengatakan perkembangan ibu-ibu belajar Alquran sangat baik.

“Yang awalnya tidak tau huruf hijaiyah dan panjang pendek, akhirnya sedikit-demi sedikit tau dan bisa membaca Alquran meski belum bisa lancar,” tegasnya.

Adapun selain belajar membaca, para ibu juga terkadang mengadakan tanya jawab usai kegiatan. Diantaranya tanya jawab tentang mandi besar, puasa shalat, doa-doa hingga rumah tangga dan lainnya. Ody-she

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *