SEMARANG (Jatengdaily) – Kasus pengeroyokan atau penganiayaan terhadap Kasatreskrim Polres Wonogiri, AKP Aditia Mulya Ramadhani, memasuki babak baru. Sebanyak lima tersangka telah ditetapkan dalam insiden yang membuat AKP Aditia mengalami koma.
Kapolda Jateng, Irjen Pol Rycko A Dahniel, mengatakan saat ini kepolisian telah memeriksa 22 orang saksi dalam kasus penganiayaan AKP Aditia itu. Dari 22 orang yang diperiksa itu hingga kini telah ditetapkan lima orang tersangka.
“Sudah ada 22 saksi yang diperiksa dan 5 ditetapkan sebagai tersangka. Selain itu, tiga orang kita tetapkan sebagai DPO [dalam pencarian orang],” ujar Rycko saat dijumpai di Mapolda Jateng, Kamis (16/5/2019).
Kendati demikian, Ryco enggan menyebutkan nama-nama tersangka itu. Ia juga enggan menyebutkan dari kubu manakah orang yang ditetapkan sebagai tersangka.
“Tulis saja dari warga. Jangan pakai kelompok-kelompokkan. Ada kemungkinan jumlahnya nanti bertambah,” ujar Rycko.
Selain menetapkan lima tersangka, Rycko juga menyebut jika aparat kepolisian telah berhasil menyita beberapa barang bukti dalam kasus itu. Salah satu barang bukti yang disita, yakni sebuah alat pemukul yang diduga digunakan untuk melukai korban.
AKP Aditia Dirujuk ke Singapura
Sementara itu terkait kondisi korban, Rycko mengaku penanganan sudah menunjukkan progres yang baik. Korban yang masih mengalami koma sudah menunjukkan respons pada pupil bagian atas.
“Setelah ini korban akan dirujuk ke rumah sakit di Singapura. Singapore Royal Hospital. Itu atas permintaan keluarga, tapi kami dari kepolisian tetap akan mem-back up penanganan kesehatan korban hingga pulih,” imbuh mantan Gubernur Akpol itu.
Namun, Rycko belum mengetahui secara pasti kapan korban akan dirawat ke RS di Singapura. Saat ini, pihak kedokteran masih menunggu hasil koordinasi dengan RS di Singapura terkait kesiapan membawa korban dengan menggunakan pesawat ambulans.
“Kita masih tunggu koordinasi dengan pesawat ambulans. Kalau sudah siap segera akan dirujuk ke sana. Mungkin besok siang,” jelas Rycko.
AKP Aditia mengalami koma setelah dikeroyok sekelompok orang saat berupaya menghalau bentrok antarmassa perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dengan Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo (SH) Winongo, Kamis (9/5) dini hari. Saat kejadian, AKP Aditia mengenakan pakaian sipil dan terpisah dari rekan-rekannya. adri-she
GIPHY App Key not set. Please check settings