SOLO (Jatengdaily.com) – Polisi masih menyelidiki kasus aksi bom bunuh diri di Pos Polisi (Pospol) Kartasura, Kabupaten Sukoharjo Senin (3/6/2019) malam. Hingga kini polisi belum bisa memastikan sang bomber masuk jaringan teroris mana.
Sedangkan pelaku sekaligus korban tunggal bom tersebut, teridentifikasi bernama Rofik Asharudin (22) warga Kampung Kranggan Kulon RT01/RW02, Desa Wirogunan, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Rumah pelaku tak jauh dari lokasi peledakan bom.
Usai meledakkan diri di Pospol Kartasura, kondisi Rofik masih sadarkan diri hingga langsung dibawa ke beberapa rumah sakit. Mulai dari RS PKU Kartasura, hingga RSUD Dr Moewardi dan teraklhir Selasa (4/6/2019) pagi dibawa ke RS Bhayangkara Semarang.
Polisi juga sempat melakukan penggeledahan rumah pelaku Selasa dinihari. Dari penggeledahan ditemukan serbuk arang, belerang, kabel-kabel, ponsel, sakelar, dan aluminium. “Saya tidak hafal satu per satu. Barang-barang yang disita itu banyak dan dimasukkan ke dalam kertas ukuran besar warna cokelat, lalu dibawa polisi,” ujar Kepala Desa Wirogunan, Marjono (66) yang ikut jadi saksi penggeledahan rumah.
Marjono mengungkapkan bahwa pelaku jarang bergaul dengan warga setempat. Pelaku tinggal bersama kedua orang tua di rumahnya. Yang jelas, menurut Marjono pelaku pendiam dan tidak pernah bergaul. “Jika salat Jumat di luar kampung,” kata Marjono.
Warga menyebutkan bahwa sehari-sehari, Rofik adalah pekerja serabutan. Mulai sebagai penulup burung (penangkap burung) hingga pernah berjualan gorengan. “Pekerjaannya terkadang tulup (menangkap) burung,” kata warga setempat.
Sementara itu polisi mengatakan pelaku upaya bom bunuh diri di Pos Polisi Kartasura, adalah lone wolf alias beraksi sendiri. Namun, polisi masih mendalami apakah pelaku masuk dalam jaringan teroris tertentu atau tidak.
“Aksinya masih lone wolf Cuma untuk jaringannya apakah dia masuk dalam jaringan terstruktur atau dia sleeping sel dari ISIS aja, itu masih kita dalami,” kata Karo Penmas Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, Selasa (4/6/2019).
Dia mengatakan, bom bunuh diri yang dirakit oleh RA berdaya ledak rendah atau low explosive. Bubuk dan bahan lain yang digunakan tidak terlalu banyak. Berbeda dengan kasus terorisme yang terjadi sebelum-sebelumnya.
Polisi menduga pelaku beraksi di bulan Ramadan karena doktrin yang menganggap aksi di bulan suci membuat mereka mati syahid dan masuk surga. Polisi saat ini masih belum mengetahui pelaku RA (Rofik Asharuddin) ini masuk di jaringan mana. yds
GIPHY App Key not set. Please check settings