DEMAK (Jatengdaily.com) – Ada yang beda dengan gelaran Tradisi Apitan Sedekah Bumi masyarakat Desa Karangmlati Kecamatan Demak Kota, Rabu (10/7/2019). Karena tak hanya digelar ritual mulai Khotmil Quran, kirab dan diakhiri dengan gelaran wayang kulit, namun dirangkai pula dengan perayaan Hari Bhayangkara ke-73.
Maka itu tak hanya dihadiri pejabat Forkompincam Demak Kota dipimpin Camat HM Syahrie, namun juga Kapolres AKBP Arief Bahtiar. Teristimewa lagi, Kades Karangmlati H Agus M Kartono juga menyiapkan tumpeng khusus Hari Bhayangkari ke-73.
“Semoga bertambahnya usia Polri benar-benar berada di tengah masyarakat dan untuk masyarakat. Ke depan kami berharap institusi Polri selalu berada di tengah masyarakat serta kiai dan ulama, sehingga tugas tanggung jawab yang diemban berkah dunia dan akherat,” ujar Kades Agus M Kartono.
Di sisi lain, mendapatkan ‘pesta istimewa’ yang dirangkai Tradisi Apitan Sedekah Bumi, Kapolres AKBP Arief Bahtiar tak kuasa menahan haru. Nyaris menitikan air mata, Bapak dua puteri itu menyampaikan terima kasih.
“Ini benar-benar perayaan Hari Bhayangkara paling berkesan saya alami. Ditambah doa para kiai, pastinya menjadi berkah kami di Polres Demak khususnya dan Polri pada umumnya, saat menjalankan tugas menjaga Kamtibmas dan menciptakan kondusivitas wilayah,” kata Kapolres Arief Bahtiar.
Sedangkan kaitannya prosesi sedekah bumi, diawali sehari sebelumnya berupa doa arwah jamak untuk 8.000 lebih arwah leluhur Karangmlati. Dilanjutkan dengan kataman Alquran di enam perdukuhan, juga di kediaman Kades H Agus M Kartono.
“Doa arwah jamak dipanjatkan untuk mengingatkan sekaligus wujud bakti kami pada orang tua dan leluhur. Sementara tradisi sedekah bumi dimaksudkan sebagai wujud syukur nikmat atas kesehatan, kesuburan pertanian, dan kemakmuran yang selama ini terlimpah pada masyarakat Karangmlati,” urainya.
Selesai kataman Quran, tradisi sedekah bumi dilanjutkan prosesi kirab oleh Kades H Agus M Kartono didampingi istri, diikuti sejumlah perangkat desa yang berjalan dibelakangnya sambil membawa aneka hasil bumi. Pada saat sama ratusan warga dari enam dukuh sambil membawa olahan hasil bumi saling bertukar bawaan, sebagai wujud kebersamaan.
“Inti dari Tradisi Apitan Sedekah Bumi adalah sebagai bagian amalan ibadah bersedekah, sehingga insya’Allah terhindar dari bala bencana, selalu berlimpah berkah, gemah ripah loh jinawi,” kata Kades H Agus M Kartono.
Prosesi sedekah bumi pun berlanjut dengan dua gelaran wayang kulit. Pertama dipentaskan pada siang hari ba’da Dzuhur, yakni lakon Boyong Mbok Sri oleh Ki Dalang Ngadimin. Dilanjutkan pentas kedua ba’da Isya, dengan lakon Seno Dadi Pandita ing Sumur Jalatundha oleh Ki Dalang Wenda. rie-yds
GIPHY App Key not set. Please check settings