BAWEN (Jatengdaily.com) – Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Semarang berharap pemerintah pusat mulai memikirkan pembangunan fly over atau jalan layang di pertigaan Bawen yang merupakan titik pertemuan arus lalu lintas dari Yogyakarta, Solo dan Semarang maupun arah sebaliknya.
Fly over tersebut diperlukan mengingat saat arus mudik Lebaran 2019 kondisi arus lalu lintas di pertigaan jalan nasional ini mengalami krodit sehingga terjadi kemacetan cukup parah.
Kepala Dishub Kabupaten Semarang, Rudibdo mengungkapkan hasil evaluasi pengamanan arus mudik maupun arus balik Lebaran 2019 diketahui kemacetan paling parah terjadi di pertigaan Bawen. Sehingga pertigaan Bawen menjadi fokus konsentrasi Dishub dan Polres Semarang dalam menangani kelancaran arus lalu lintas.
‘’Kemacetan yang kita pandang paling parah di pertigaan Bawen. Sebab di situ titik bertemunya arus kendaraan, baik dari exit tol Bawen menuju Yogyakarta, dari Solo menuju Magelang lewat Bawen, dan dari Jakarta atau Semarang lewat jalan nasional, sementara arus kendaraan dari Yogyakarta ada yang mau ke arah Semarang maupun Salatiga. Tapi dengan manajemen rekayasa lalu lintas yang kita terapkan bersama Polres Semarang ternyata cukup efektif,’’ ujar Dibdo, panggilan akrab Rudibdo, Jumat (14/6/2019).
Menurut Dibdo, terjadinya kemacetan saat arus mudik maupun arus balik Lebaran sangat wajar terjadi mengingat volume kendaraannya cukup besar. Berdasarkan data survei Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Darat Kemenhub, jumlah pemudik menggunakan kendaraan pribadi pada Lebaran 2019 meningkat 19 persen dari tahun sebelumnya.
‘’Terjadinya kemacetan setiap libur Lebaran sangat wajar. Karena momen Lebaran ditunggu oleh kaum urban untuk pulang ke kampung halaman bertemu dengan sanak saudara dan handai taulan,’’ ungkapnya.
Melihat kemacetan arus lalu lintas saat arus mudik Lebaran 2019, Rudibdo menyatakan perlunya dibangun fly over di pertigaan Bawen. Pemerintah Pusat perlu memikirkan pembangunan fly over di pertigaan yang menjadi titik pertemuan kendaraan dari Yogyakarta, Solo dan Semarang. ‘’Kalau saya lihat, kondisinya tidak jauh berbeda dengan Jombor Yogyakarta yang juga ada terminalnya. Di sana sudah dibangun fly over,’’ katanya.
Kata Dibdo, penataan manajemen lalu lintas yang didukung infrastruktur jalan di Kabupaten Semarang tersebut perlu dilakukan. ‘’Apalagi kondisi pariwisata di Kabupaten Semarang saat ini semakin berkembang. Tentu ini mengundang banyak masyarakat dari sejumlah daerah untuk datang berkunjung, terutama saat musim liburan,’’ jelasnya.
Dibdo menambahkan, hasil evaluasi Dishub kondisi arus mudik lebaran tahun 2019 relatif lebih aman. Setidaknya, angka kecelakaan lalu lintas di wilayah Kabupaten Semarang menurun. ‘’Angka kecelakaan dari 17 kejadian turun menjadi 13 kejadian, baik di ruas jalan tol maupun jalan nasional wilayah Kabupaten Semarang. Penanganan kemacetan lalu lintas juga lebih baik,’’ imbuhnya. rus-yds
GIPHY App Key not set. Please check settings