DEMAK (Jatengdaily.com) – Sikap kiai dan ulama yang cinta damai terbukti berhasil meredam situasi panas negeri ini. Seperti terjadi belum lama ini, di tengah panasnya suasana politik di Indonesia, iklim di Jateng tetap adem.
Pada Bahtsul Masail PWNU Jateng 2019 yang dihelat di Pendapa Natabratan Kadilangu Demak, Rois Syuriah PWNU Jateng KH Mubaidillah Shodaqoh menyampaikan, sikap NU dalam menghadapi permasalahan sosial secara profesional telah membuahkan hasil. Banyak tokoh menyampaikan apresiasi atas keberhasilan kiai NU berikut warga Nahdliyinnya turut serta menjaga kondusivitas wilayah.
“Salah satunya disampaikan Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel. Yang Alhamdulillaah, disertai pemberian bantuan untuk mendukung kegiatan PWNU Jateng,” ujarnya, Senin (8/7/2019).
Menurut Pengasuh Ponpes Al-Itqon Bugen Tlogosari Semarang tersebut penting bagi mereka kembali pada sejarah. Di saat ada masalah yang belum bisa diselesaikan atau ketika musyawarah kandas, sowan ke Sunan Kalijaga untuk mohon petunjuk.
“Maka tepat jika bahtsul masail Juli 2019 diselenggarakan di Kadilangu. Insya’allah saat ini disaksikan para pendahulu, bahwa para muridnya masih menjaga tradisi adat istiadat untuk menyebarkan agama secara damai dan toleran. Sesuai nilai yang Sunan Kalijaga ajarkan,” imbuhnya.
Di antara banyak hal yang bakal dibahas dalam bahtsul masail, lanjut KH Mubaidillah Shodaqoh, adalah soal rob dan abrasi yang semakin hari semakin parah di (pantura) Jateng. Menurutnya, yang terpenting adalah yang bertanggung jawab hingga munculnya rob.
Disebutkan, pemerintah telah prakarsai pembangunan yang tidak ramah lingkungan, sehingga terjadi pembelokan arus dan berdampak pada kawasan pesisir utara. Sehubungan itu NU sudah mengirimkan rekomendasi terkait penanganan rob dan abrasi.
Selain itu, akan dibahas pula soal matinya warung-warung kelontong kecil, yang terlibas menjamurnya toko-toko retail besar. Juga rencana membuat kajian aswaja, sebagaimana Aswaja Center di Surabaya untuk menangkal hal-hal negatif tersebar lewat media sosial. Utamanya untuk menanghapi isu-isu kekinian yang merusak nilai-nilai ahlusunna wal jamaah juga tatanan yang telah dibangun Walisanga.
Di sisi lain, KH M Aminudin menambahkan, bahtsul masail PWNU Jateng diadakan di Kasepuhan Natabratan Kadilangu karena ingin mengingatkan kembali bahwa perjuangan NU pada hakekatnya meneruskan perjuangan Walisanga utamanya Sunan Kalijaga. Sehingga berharap penyelenggara kegiatan NU diakui sebagai santrinya.
Sementara sesepuh Kadilangu Cahyo Iman Santosa menuturkan, Allah SWT menjamin Islam dan umat Islam tetap ada di bumi, tapi tidak jamin tetap ada di Indonesia. Maka diharapnya para ustadz bersama berjuang mempertahankan. Jangan terpengaruh perkembangan politik.
“Mohon para kiai dan ulama hasil bahtsul masail tidak hanya simbul NU, tapi hasilkan diskusi yang dapat jadi pegangan hidup umat muslim Jateng khususnya Indonesia pada umumnya. Silakan jadikan Kadilangu sebagai pusat kegiatan umat Islam khususnya di Jawa Tengah. Harap ke depan ada Islamic Center di Kadilangu,” tutupnya.
Turut hadir pada kegiatan tersebut Wabup H Joko Sutanto serta jajaran Forkompinda Kabupaten Demak. rie-yds
GIPHY App Key not set. Please check settings