SEMARANG- Proyek revitalisasi Kota Lama yang hingga kini masih belum selesai dikeluhkan para pengusaha di kawasan tersebut. Akibat lamanya revitalisasi membuat omzet usaha di wilayah Kota Lama itu turun drastis bahkan beberapa ada yang tutup.
Jessie Setiawati pengelola Tekodeko Koffiehuis di kawasan Kota Lama mengatakan, revitalisasi di kawasan Kota Lama membuat kesulitan akses pelanggan. Omzetnya turun drastis mencapai 40 persen hingga 60 persen.
“Bahkan ada beberapa toko yang ditutup sementara seperti Gelato Matteo. Ada yang tutup juga seperti warung Bakso Malang. Omzet turun drastis,” ujarnya, Jumat (12/4).
Selain itu, persoalan debu hingga kini tidak terselesaikan. Jika tidak hujan debu proyek pekerjaan berterbangan bahkan beberapa warga sampai ada yang terkena infeksi saluran pernafasan (ISPA).
“Debu jadi persoalan yang tidak terselesaikan. Apalagi jika tidak ada hujan. Terkait saluran listrik, telepon dan wifi juga terdampak karena beberapa kali terputus dan lama perbaikannya, karena pekerjaan tersebut, hingga kini masih belum selesai,” katanya.
Winarsih, Pengurus Operasional Harian Ikan Bakar Cianjur (IBC) mengatakan revitalisasi sejak Januari 2018. Kemudian omzetnya menurun mulai Maret 2018.
Menurutnya, revitalisasi tersbeut berdampak pada minimnya akses menuju restoran yang dia kelola. Apalagi beberapa waktu lalu akses jalan dari ujung sampai Gereja Blenduk ditutup.
“Omzet terus menurun, yang paling drop Februari hingga Maret 2019 ini. Menurun sampai 60 persen namun kami tetap bertahan,” katanya.
“Sebagai warga Kota Lama saya ingin pekerjaan revitalisasi segera selesai dan normal kembali. Kami terus bertahan meski dalam keadaan seperti ini,” tandasnya.bgy
GIPHY App Key not set. Please check settings