SEMARANG (Jatengdaily.com) – Terakhir bertemu, tatap muka dengan Prof Dr Rasdi Eko Siswoyo MSc, beliau tetap seperti biasa, ramah menyapa. Suaranya yang khas, meninggalkan kenangan yang tak terlupakan.
Ya, kini, mantan rektor Unnes itu, telah berpulang. Dan hari ini, Selasa (11/6/2019) telah dimakamkan. Selamat jalan Prof Rasdi. Semasa hidupnya, dia pernah menjabat Rektor IKIP Negeri Semarang (Universitas Negeri Semarang atau Unnes) periode 1994-2002.
Almarhum yang kelahiran Pati 21 Juni 1946 ini meninggal dunia di usia 73 tahun pada Selasa (11/6/2019) pukul 01.10 WIB di RS Elisabeth Semarang. Selama menjadi dosen, dekan, dan kemudian rektor, ia dikenal karena persona dan kepemimpinannya yang cemerlang.
Yang tak terlupakan, adalah kalimat yang menjadi ciri khasnya, ‘Everything is okay’ – sering diucapkan dimana saja. Termasuk saat wawancara dengan almarhum. Kesannya lucu, namun tegas.
Sebagai Rektor, almarhum juga membidani untuk kemajuan universitas ketika mengawal transformasi IKIP Semarang menjadi Unnes. Transformasi itu berdampak besar hingga saat ini karena melahirkan perubahan kelembagaan, mindset, sekaligus budaya akademik.
Sebagai Rektor, ia juga menjadi inspirasi bagi dosen karena dorongan yang tiada henti agar dosen-dosen terus sekolah. Jauh sebelum pemerintah menerbitkan aturan dosen minimal S2, Prof Rasdi telah terus mendorong agar dosen terus kuliah hingga S3. Dorongan itu berpijak pada impian besarnya membawa UNNES menjadi perguruan tinggi berkelas dunia.
Seperti dikutip dari laman Unnes, almarhum adalah anak yatim piatu, ia melalui masa anak-anak dalam kehidupan yang sederhana. Sepeninggal orang tuanya, ia hidup bersama kakak perempuan dan kakak iparnya. Kondisi itulah yang melatihnya kerja keras dan kerja cerdas sejak muda.
Kecemerlangan akademik perlahan mengubah kehidupannya. Setelah menyelesaikan pendidikan S1, ia meraih besiswa S2 di Syracuse University New York, Amerika Serikat. Tak puas dengan itu, ia kemudian melanjutkan pendidikan S3 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Sebagai senior dan sahabat, ia dikenal berkat kehangatan dan keakrabannya. Sebagai “bapak” bagi civitas academica, ia dikenal berkat ekspresi kasih sayangnya yang meneduhkan. Berkat kasis sayang itulah, makian “kakeane” yang sering diselorohkan tidak lagi bernilai sebagai makian, melainkan bukti keakraban.
Rektor UNNES Prof Dr Fathur Rokhman MHum menyampaikan duka cita mendalam atas kepergian salah satu putra terbaik Unnes tersebut. Menurutnya, Prof Rasdi mewariskan banyak inspirasi hidup yang sangat berharga.
Selepas menjabat, beliau terus aktif memberdayakan masyarakat. Selain menjadi Ketua Dewan Pendidikan, menjadi ketua Yayasan Pendidikan Undaris, juga menjadi Ketua Asosiasi Bridge Jawa Tengah. she
GIPHY App Key not set. Please check settings