Bendungan Glapan, Pengendali Banjir jadi Wisata Desa

0
bendungan glapan

Bendungan Glapan di Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan menjadi pengendali banjir sekaligus objek wisata gratis desa setempat. Foto: Indana Zulfa

BENDUNGAN Glapan terletak di Desa Glapan, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan. Aliran air di bendungan ini berasal dari Sungai Tuntang yang berfungsi sebagai jaringan pengendali banjir. Namun beberapa bulan ini bendungan Glapan sedang direnovasi agar ketika musim penghujan tidak meluap airnya.

Adanya renovasi tersebut membuat Bendungan Glapan yang sekaligus menjadi objek wisata di desa setempat ditutup sementara, seperti pada Minggu (1/11/2020).

“Sebelum Bendungan Glapan direnovasi banyak sekali pengunjung yang berdatangan. Pengunjung tersebut mulai dari warga Glapan sendiri maupun luar Desa Glapan. Pemandangan yang sangat asri menjadikan daya tarik bagi pengunjung luar Desa Glapan yang penasaran akan keindahannya”, ujar Bambang Sukoco, Kades Glapan.

Pasalnya setiap satu bulan sekali yang jatuh pada minggu terakhir, di bendungan Glapan mengadakan acara “Glapan Gumbreget”. Acara tersebut start pada jam 06.00 sampai 10.00 WIB, kegiatannya terdiri dari senam germas (gerakan masyarakat), pentas seni (pertunjukkan silat, musik dan tarian anak-anak), destinasi wisata (spot selfi, permainan tradisional, prahu gethek dan kereta wisata), stand lapak berjualan, lomba the power of emak-emak dan donor darah.

Bendungan Glapan menjadi jujugan wisata warga, karena pesonanya yang indah. Foto: Indana Zulfa

Bambang menambahkan, sementara ini acara “Glapan Gumbreget” dipending terlebih dulu sampai pembangunan bendungannya selesai. Setelah pembangunan tersebut selesai pihak desa dan warga setempat akan bergotong royong untuk memeriahkan kembali acara tersebut dan membuat acara tersebut semakin lebih bagus lagi dari bulan yang lalu.

Bagus Setiawan, pengunjung luar Desa Glapan menambahkan, suasana di bendungan Glapan pada pagi hari sangat cocok untuk bersepeda santai maupun jalan santai.

“Selain itu kita bisa mendengarkan suara gemuruhnya air serta melihat bapak-bapak menyalakan prahu tanda siap untuk mencari pasir di sungai,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, pengunjung juga membanjiri bendungan Glapan pada waktu sore hari. Kebanyakan pengunjung sore hari adalah remaja-remaja yang hendak nongkrong di jembatan sambil menunggu sunset.
Penulis: Indana Zulfa (Mahasiswa UIN Walisongo)-yds

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version