SEMARANG (Jatengdaily.com)- Kondisi saat ini hampir semua negara berlomba-lomba pada industri halal, sehingga sudah seharusnya Indonesia, juga mengikuti hal sama. Jangan hanya fokus pada sertifikasi saja, dalam memproduksi makanan, minuman, obat, kosmetik, dan produk lainnya.
Demikian dikatakan oleh Prof Dr Irwandi Jaswir MSc, dari Diaspora Indonesia International Islamic University dalam Webiner Halal Industry: Strategi dan Implementasi di Era New Normal, yang diselenggarakan oleh Departemen Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Rabu (8/7/2020), yang dimoderatori Dr Widiartono SSos MAB
Lebih lanjut menurut Irwandi, apalagi ini mengingat populasi warga Muslim di Indonesia mencapai 87 persen lebih. Di satu sisi, justru banyak negara non Muslim, yang fokus mengembangkan industri halal. Dengan tujuan market share untuk menyasar negara Muslim.
Ini misalnya negara Korea, di sana ada 2.300 pabrik kosmetik yang sekarang berlomba-lomba masuk ke industri halal. Produk mereka sudah masuk ke Malaysia. Juga ke Indonesia, Singapura dan Timur Tengah. Di sana, ada 400 petani yang membuat produk cuka, untuk ekspor ke 43 negara Muslim. Di Korea, pabrik yang memproduksi produk halal bahkan dibantu dana dari pemerintahnya.
Begitu juga dengan Jepang, sejak 2014 sudah menyiapkan halal industri menyambut menjadi tuan rumah Olimpiade. Belum lagi negara Cina yang memiliki sentra-sentra industri halal. ‘’Oleh karenanya, kita harus mewaspadai. Dan negara Indonesia sudah saatnya, melakukan hal yang sama agar bisa bersaing dengan negara lain, jangan jadi penonton saja,’’ jelasnya.
Berbicara isu dalam industi halal, ada tiga hal yang penting, yakni meliputi bahan baku, cara proses produksi, dan cara menganalisa halal atau tidaknya suatu produk. ‘’Halal harus 100 persen esensinya, harus dilihat dari A sampai Z. Termasuk para pekerjanya, yang harus Muslim dalam melakukan proses produksi. Keketan proses produksi ini sudah diterapkan di banyak negara yang saat ini konsen memproduksi produk halal. Apalagi saat ini kesadaran orang makin meningkat untuk memilih produk halal. Sehingga diharapkan Indonesia bisa menjadi produksi halal di dunia dan bisa meningkatkan perekonomian Indonesia,’’ jelasnya.
Tren Industri Halal
Prof Dr Dra Naili Farida MSi dosen Administrasi Bisnis FISIP Undip mengatakan, industri tren halal sudah menjadi tuntuan bukan hanya kebutuhan. Indonesia harus melakukan adaptasi untuk bisa mengambil ‘kue’ bisnis produk halal. Saat ini orang makin sadar untuk menggunakan produk halal.
Halal industi adalah meliputi makanan, minuman, pakaian dan pariwisata. Untuk pakaian misalnya, Indonesia rangking dua dunia, setelah Turki dalam fashion hijab. Untuk pariwisata saat ini juga sudah menjadi tuntutan untuk penyediaan destinasi wisata halal.
Misalnya, pengelola pariwisata saat ini sudah banyak yang menyediakan produk halal, termasuk penyediaan tempat ibadah. Oleh karena itu, peluang wisata halal bisa dikembangkan, untuk menjaring wisatawan baik lokal maupun asing. Saat ini menurutnya, juga banyak penelitian yang bisa dikembangkan dalam hal industri halal ini. She
GIPHY App Key not set. Please check settings