SEMARANG (Jatengdaily.com)- Meski harga tempe di Kota Semarang tidak naik, namun besarnya berkurang. Dalam artian, besarnya tempe agak tipis. Hal ini, menyusul naiknya harga kedelai di pasaran.
‘’Tempenya sekarang agak kecil, sebab harga kedelainya katanya mahal,’’ kata Dai, penjual belanjaan yang biasa mangkal di Perumahan Tulus Harapan Semarang.
Harga tahu pun begitu, masih relatif belum naik, biasanya di pasaran dijual Rp 3.500 per bungkus, isi lima tahu.
Bahkan di sejumlah kota lain, pengrajin tahu dan tempe mogok tidak mau beroperasi, jadilah tahu dan tempe menghilang di pasaran.
Namun, sepertinya pengrajin tahu dan tempe mengurangi ukuran tahu dan tempe, menyikapi kenaikan kedelai di pasaran. Harga kedelai impor akhir-akhir ini mencapai Rp 9.000 per kg sedangkan kedelai lokal, Rp 9.500 per kg, hal ini juga masih terjadi pada Sabtu (2/1/2021).
Kondisi ini dikeluhkan oleh sejumlah pengrajin tahu dan tempe di Kota Semarang dan kota lainnya. Pengrajin tempe dan tahu harus menghadapi kenyataan harga kedelai yang melonjak tidak karuan. Padahal biasanya harga normal Rp. 6.500 – Rp 7.000 per kg.
Ketua Umum Gabungan Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia Aip Syarifuddin kepada wartawan mengatakan, pihaknya akan bertemu langsung dengan Menteri Perdagangan M Lutfi untuk menyelesaikan masalah ini.
Dijadwalkan petemuan akan berlangsung pada 6 januari mendatang. Termasuk pihaknya minta diundangkan importir kedelai, untuk mengetahui mengapa kedelai harganya naik. she