in

Peringati HSN, UIN Gelar Sastra Santri Nusantara Melayu

Mahasiswa UIN Walisongo menggelar Sastra Santri Nusantara Melayu di ruang Teater Gedung Rektorat UIN Walisongo. Foto:ist

SEMARANG (Jatengdaily.com) – Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo mengadakan Pergelaran Sastra Santri Nusantara Melayu. Kegiatan ini merupakan agenda puncak dalam memperingati Hari Santri Nasional 2021, dengan mengambil tema Moderasi Beragama di Kalangan Millenial.

Acara ini diadakan secara daring dan luring di lantai 4, Ruang Teater Gedung Rektorat UIN Walisongo. Terdapat beberapa pondok pesantren yang diundang oleh UIN Walisongo. Sebanyak lima orang mengikuti kegiatan tersebut secara luring, sedangkan secara daring diwakili oleh empat orang dari masing-masing kelompok KKN RDR 101 dari 140 kelompok.

Dalam pelaksanaan acara ini, santri perwakilan yang datang diwajibkan menggunakan dresscode yang sangat kental ciri khasnya dengan santri yakni mengenakan sarung. Terlihat kental suasana pesantren pada saat acara berlangsung. Dalam pelaksanaannya, UIN Walisongo tetap secara ketat menerapkan protokol kesehatan.

UIN Walisongo mengundang Prof Dr (HC) KH Ma’ruf Amin, Wakil Presiden Republik Indonesia sebagai keynote speaker yang diwakili oleh Wakil Menteri Agama, Drs H Zainut Tauhid Sa’adi. Acara semakin meriah dengan pemateri-pemateri yang luar biasa yakni Gus Mus, D Zawawi Imron, Prof Imam Taufiq MAg, Gus Nas, Prof Abdul Hadi WM, dan Hj Masriyah Amva.

Terdapat salah satu nasihat dari Abu Bakar yang dikutip oleh salah satu pemateri yakni “Barang siapa yang belum merasakan pahitnya belajar meski sesaat maka akan menahan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya. Barang siapa yang tidak belajar di waktu mudanya, bertakbirlah 4 kali atas kematiannya.” Hal ini mengingatkan para santri bahwa belajar itu adalah hal yang wajib dilaksanakan. Dalam pengertiannya pun, belajar memiliki banyak makna seperti yang dijelaskan oleh para pemateri.

M Rikza Chamami selaku Ketua BP KKN sangat andal dalam mengoordinasikan acara ini sehingga acara berjalan dengan lancar. ”Acara ini sangat menyenangkan. Kita diajak untuk mengingat kembali sejarah para pendahulu yang tidak tertuliskan di buku-buku sejarah kebanyakan. Selain menambah ilmu, wawasan saya mengenai sastra pun bertambah. Terdapat banyak gubahan puisi yang dibacakan saat itu”, ujar salah satu mahasiswa perwakilan dari Pondok Pesantren Life Skill Daarun Najaah yang berasal dari kelompok 61 KKN RDR 77.
Penulis: Youla Afifah Azkarrula, Mahasiswa UIN Walisongo, kelompok 101 KKN RDR 77-st

What do you think?

Written by Jatengdaily.com

Semarakkan HSN, Mahasiswa UIN Walisongo Gelar Lomba Religi Anak

Pastikan Operasional Bandara JBS Berjalan, Ganjar Sebut Problemnya di PCR