Oleh : H. Nur Khoirin YD
Hari-hari ini masyarakat dunia sedang euforia menonton dan memperbincangkan perhelatan sepak bola dunia di Qatar. Salah satu yang menarik dan menjadi sorotan mata dunia adalah, untuk pertama kalinya penyelenggaraan even dunia ini berada di Qatar, salah satu negara Islam di Timur Tengah, yang berbeda kultur dan agamanya dengan negara-negara penyelenggara sebelumnya, seperti di Rusia, Brazil, Afrika Selatan, yang mayoritasnya nonmuslim.
Sejak perhelatan 4 tahunan ini dibuka di Stadion Al Bayt, Al Khor, yang dihadiri oleh ribuan orang, baik tim maupun pendukung masing-masing dari seluruh dunia, sudah memperlihatkan berbagai keunikan atau keistimewaan yang mengundang decak kagum dan bangga, khususnya bagi umat Islam, jika dibandingkan dengan penyelenggaraan sebelumnya. Qatar benar-benar mampu memanfaatkan momen istimewa ini untuk menunjukkan kepada dunia tentang ajaran Islam yang indah, damai, modern, maju, dan berkelas.
Piala Dunia 2022 sebagai media dakwah
Piala Dunia 2022 di Qatar ini ternyata tidak hanya menghadirkan pertandingan sepak bola dunia, tetapi oleh Qatar dijadikan sebagai media dakwah untuk menyiarkan agama Islam pada dunia. Beberapa misi dakwah yang menyertai piala dunia Qatar nampak didesain dengan sangat matang, dan tidak hanya kebutulan, diantaranya adalah sebagai berikut :
Pertama, embukaan Piala Dunia 2022 di Stadion Al Bayt, (Ahad, 20/11/2022) disemarakkan dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an yang dilafadzkan dengan syahdu oleh seorang anak muda difabel, yang hidup hanya separoh badan, tanpa kaki dan bokong, bernama Ghanim Al Muftah. Dia didampingi oleh aktor senior asal Amerika Serikat Morgan Freeman. Ghanim dan Freeman menampilkan teatrikal yang indah tentang potongan firman Allah swt (QS.Al Hujurat :13), yang berisi kesetaraan derajat manusia di hadapan Allah swt. Ayat ini menegaskan, bahwa hakikat manusia, dari bangsa manapun, warna kulit apapun, status sosial yang bagaimanapun, adalah sama di mata Allah. Maka harus saling mengenal dan berkasih sayang, tidak boleh saling menghinakan dan merendahkan.
Kedua, selama penyelenggaraan piala dunia, pemerintah Qatar menetapkan aturan yang ketat bagi semua pengunjung, yaitu wajib menghormati budaya setempat dan syari’at Islam, seperti melarang mengonsumsi alkohol secara bebas, melarang kampanye LGBT, termasuk mengenakan atribut, melarang wanita mengenakan pakaian terbuka, dan melarang seks bebas. Jika ketahuan melanggar, maka akan dikenakan sanksi yang berat.
Ketiga, Pemerintah Qatar memasang mural atau poster di tempat-tempat stretegis dengan mengutip hadist-hadist Nabi Muhammad saw untuk mengenalkan keindahan Islam kepada seluruh pengunjung. Keempat, di setiap hotel tersedia QR Bercode yang isinya memperkenalkan ajaran Islam, ayat-ayat Al-Quran, Hadist Nabi, dan definisi sederhana tentang keimanan dalam berbagai bahasa, yang dengan mudah diakses oleh semua orang.
Kelima, memilih muadzin yang bersuara indah untuk mengumandangkan azan setiap waktu. Di setiap sudut stadion juga ditempatkan microfon-microfon untuk melantukan suara azan. Keenam, disediakan tempat wudhu dan salat di seluruh stadion yang digunakan selama Piala Dunia 2022. Hal ini juga menjadi sejarah untuk pertama kalinya dalam gelaran Piala Dunia. Ketujuh, selama gelaran Piala Dunia, Qatar telah membentuk tim khusus bernama Qatar Quest Center yang bertugas melakukan aktivitas dakwah dengan berkeliling menggunakan mobil, dengan dai-dai handal seperti DR. Zakir Naik. Kedelapan, Qatar juga menyelenggarakan pameran Islam dalam berbagai bahasa yang diinisiasi oleh Kementrian Wakaf.
Banyak pelajaran penting
Ternyata kegiatan apa saja yang dilakukan oleh seorang muslim bisa dijadikan sarana dakwah dan menyiarkan Islam. Qatar yang memiliki kesempatan sebagai tuan rumah penyelenggaraan piala dunia itu dijadikan sarana yang efektif untuk memperkenalkan wajah Islam yang rahmatan lil ‘alamin, Islam yang ramah, Islam yang damai, Islam untuk semua, dan Islam yang moderat. Bukan Islam yang selama ini mereka kesankan, Islam teroris, radikal, intoleran, dan Islam yang sulit. Maka tidak heran jika diberitakan, bahwa dalam waktu sepekan saja sudah 558 orang bersyahadat masuk Islam. Dengan dakwah humanis ini, diyakini akan semakin banyak orang luar yang tertarik ingin memperdalam Islam, dan kemudian masuk Islam.
Ada beberapa pelajaran penting yang bisa kita terapkan sebagai strategi dakwah : Dakwah itu mengajak kepada orang yang belum masuk, dakwah itu yang penting isinya dan bukan wadahnya, dakwah Islam itu memperbaiki akhlaq, dakwah itu harus sembodo, dakwah itu harus membanggakan, dan dakwah melalui kekuasaan negara lebih efektif.
Dakwah itu mengajak kepada orang yang belum masuk. Dakwah itu sejatinya adalah mengajak orang luar dengan cara bil hikmati wal mauidhatil hasanah, agar masuk. Pemerintah Qatar mengetahui persis bahwa kontingen yang datang, sebagian besarnya adalah orang luar, non muslim. Maka ini moment yang baik untuk mempromosikan ajaran Islam kepada mereka dengan cara yang baik. Tidak perlu dengan kata-kata, tetapi dengan tampilan nyata, agar mereka melihat sendiri, mendengar sendiri, merasakan sendiri, dan kemudian mencoba masuk. Setelah masuk mereka nyaman dan damai, maka yang lain akan ikut masuk berbondong-bondong.
Dakwah itu mempermudah, memberi kabar gembira, dan selaligus memberi harapan. Rasulullah saw bersabda : “yassiru wala tu’assiru wa abasysyiru wala tunafiru”, mudahkanlah dan janganlah engkau persulit orang lain dan berilah kabar gembira pada mereka, jangan membuat mereka menjadi lari. (HR Bukhari-Muslim dari Anas bin Malik ra). Inilah yang coba dilakukan oleh Qatar selama Piala Dunia berlangsung, dengan menyediakan dai-dai yang profesional yang bertugas memperkenalkan Islam yang mudah, luwas dan luwes. Orang luar sering takut masuk Islam karena menganggap Islam itu sulit, ribet, banyak larangan, sedikit-sedikit masuk neraka. Ini karena kekurang tepatan dalam pendekatan dakwah.
Dakwah Islam itu yang penting memperbaiki akhlaq dengan keteladanan. Nabi saw dakwahnya berhasil dalam hanya waktu yang singkat kl. 23 tahun, kuncinya adalah tidak hanya billisan, tetapi dengan uswah hasanah, dengan memberi contoh langsung. Shalluu kama raitumuni ushalli (shalatlah kalian seperti aku shalat), khudzu ‘anni manasikakum (contohlah ibadah haji dariku), Nabi adalah manusia yang paling jujur dan amanah, paling santun, paling sederhana, sehingga apa yang diucapkan adalah yang dilakukan. Kita sering “sayur tomat dimasak mie” (iso nasehat oral iso nglakoni). Qatar menampilkan akhlaq Islam yang terbaik kepada tamu-tamunya yang datang meskipun bukan seorang Islam, ramah, melayani, dan menghormati. Qatar adalah negara Islam yang paling aman sedunia. Banyak orang tertarik masuk Islam, bukan karena materi dakwah yang berat-berat, tetapi karena keindahan akhlaq.
Da’i itu harus membanggakan. Qatar sebagai negara Islam telah tampil membanggakan bagi semua umat Islam. Qatar telah berhasil merubah wajah Islam di mata dunia Internasional. Islam yang dikesankan berwajah buruk, miskin, kelaparan, kumuh, bodoh dan terbelakang, kini tampil dengan wajah yang tampan, gagah, cerdas, maju, modern dan elit. Qatar adalah negara kecil paling makmur sedunia dengan pendapatan perkapita Rp1,7 milyar pertahun (gaji perbulan rata-rata Rp 141juta), warganya tidak dikenai pajak atau pungutan apapun, pendidikan gratis sampai sarjana, fasilitas kesehatan gratis, dan setiap bayi yang lahir sudah disediakan perumahan.
Qatar juga diakui dunia sebagai penyelenggara Piala Dunia dengan fasilitas termegah dan termahal sepanjang perhelatan piala dunia. Qatar telah menginvestasikan dana sebesar $229 milyar untuk membangun infrastruktur, seperti stadion baru, hotel, rumah sakit, bandara, dan berbagai fasilitas pendukung lainnya. Sementara Rusia $20 milyar (2018), Brazil $11,6 milyar (2014), dan Afrika Selatan $3,3 milyar (2010).
Qatar mungkin gambaran negeri yang dijanjikan oleh Allah swt dalam QS. Al-A’raf : 96 : “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi”. Allah juga menjajikan dalam QS. As Saba’ : 16, “baldatun thayyibatun warabbun ghafur” (negeri yang makmur dan penuh ampunan dari Allah).
Dakwah melalui kekuasaan negara akan lebih efektif. Kata Plato, “segenggap kekuasaan lebih berarti dari pada sekeranjang kebenaran”. Qatar tidak mungkin menghalau pesawat Jerman yang akan mendarat karena mengenakan atribut LGBT, kecuali dengan kekuasaan dan alat-alatnya. Selama penyelenggaraan Piala Dunia, Qatar dengan kekuasaannya melarang semua pengunjung meminum bir, seks bebas, dan wajib berpakain sopan. Nahi mungkar ini tidak mungkin efektif kecuali dijalankan dengan kekuasaan negara. Maka umat Islam jangan alergi politik. Kekuasaan harus direbut agar bisa dijadikan sarana amar makruf yang efektif. Dakwah Nabi saw ternyata juga baru efektif setelah menjadi penguasa di Madinah.
DR. H. Nur Khoirin YD, MAg, Ketua BP4 Propinsi Jawa Tengah/Dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Walisongo/Advokat Syari’ah/Mediator/Arbiter Basyarnas, Tinggal di Tambakaji H-40 Ngaliyan Kota Semarang, Telp. 08122843498. Jatengdaily.com-st